Dian Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata menjelaskan, pada tahun ini, belanja modal perseroan fokus pada pengembangan infrastruktur di luar Jawa dan fiberisasi di Pulau Jawa untuk persiapan implementasi teknologi 5G.
Perseroan tahun ini perusahaan juga menargetkan peningkatan coverage jaringan 4G dari yang saat ini sudah mencapai 80% dari populasi penduduk meningkat jadi 90% populasi. Sekitar 30-35% dari belanja modal EXCL akan dialokasikan untuk fiberisasi.
Strategi itu diterapkan, mengingat layanan data memberikan kontribusi pendapatan paling besar. Hingga akhir tahun 2018 lalu, kontribusi pendapatan data terhadap total pendapatan layanan telah mencapai 82%, meningkat dari 69% di tahun 2017. "Traffic data diperkirakan meningkat 60% dibanding 2018," kata Dian, Senin (29/4/2019) di di XL Axiata Tower, Jakarta.
Dian meyakini, tahun ini industri telekomunikasi tanah air bisa bangkit dan akan tumbuh dibandingkan tahun lalu yang minus 7%. "Kita melihat pasar seluer mengalami perbaikan didapat dari layanan data tentu saja, yang ditunjang peningkatan traffic data cukup kuat, kalau 2018 itu industri negatif 7 persen, banyak analis memperkiakan 2019 industri akan tumbuh positif 4-5 persen," imbuhnya.
Sebagai informasi, sepanjang tahun lalu, perusahaan dengan kode saham EXCL tersebut berhasil membukukan pendapatan Rp 22,94 triliun, tumbuh tipis 0,28% (YoY).
Namun di sisi bottom line, perseroan justru membukukan rugi bersih hingga Rp 3,29 triliun, turun tajam ketimbang tahun 2017 saat perseroan masih berhasil membukukan laba bersih Rp 375,24 miliar.
Manajemen XL Axiata mengklaim meski kinerja industri telekomunikasi mengalami penurunan di tahun 2018, namun pangsa pasar dan EBITDA perusahaan masih tumbuh.
Dian Smemperkirakan Indonesia akan siap menerapkan teknologi jaringan generasi kelima atau 5G dalam tiga tahun ke depan. Ia menilai impelentasi teknologi jaringan 5G masih jauh dari matang lantaran ekosistem teknologi 5G di Indonesia belum memadai.
"Kalau kita lihat ekosistem 5G masih jauh dari matang, device belum ada, use case belum banyak, spektrum belum tersedia, menurut perkiraan kami di Indonesia paling tidak 3 tahun dari sekarang," kata Dian kepada awak media, Senin (29/4/2019) di XL Axiata Tower, Jakarta usai RUPS perseroan.
Hadir dalam kesempatan yang sama, Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D. Yosetya mengungkapkan, membangun teknologi 5G dibutuhkan ekosistem, seperti regulasi mengenai spektrum dari pemerntah, kesiapan pemerintah daerah terkait pembangunan infrastruktur 5G.
"Infrastruktur 5G menggunakan frekuensi yang sangat tinggi, sehingga jarak antara menara ke menara yang lainnya sangat pendek, peran Pemda penting untuk menggelar 5G," kata Yessie.
Dijelaskan Yessie, sebelumnya, EXCL telah melakukan dialog dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait pengembangan jaringan 5G. XL Axiata juga telah melakukan pilot project pada Agustus 2018 lalu menggunakan tiga frekuensi, mulai dari 15 Ghz, 28 Ghz, dan 60 Ghz.
"Tiga frkeunsi ini sedang kami diskusikan dengan Kominfo bagaimana kita bisa gunakan untuk pelanggan kita dengan menerapkan teknologi 5G," kata Yessie.
(hps)
http://bit.ly/2GFfd54
April 29, 2019 at 09:15PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kembangkan 5G, XL Axiata Siapkan Capex Rp 7,5 T"
Post a Comment