Sejak bulan Februari, sudah beredar kabar bahwa batu bara Australia yang akan masuk melalui pelabuhan utama di China mengalami hambatan pemeriksaan. Waktu pemeriksaan (custom clearance) di bea cukai yang normalnya hanya selama 20 hari, diperpanjang hingga 40 hari.
Terbaru, pelaku industri mengatakan bahwa pembangkit listrik pemerintah China dilarang untuk membeli batu bara thermal Australia hingga 31 Mei 2019 mendatang, mengutip Argusmedia, Kamis (4/4/2019). Namun beberapa pelaku industri meyakini bahwa kebijakan tersebut bisa dilonggarkan pasca 31 Mei.
Akan tetapi pada perdagangan Jumat ( 5/4/2019) harga batu bara Newcastle kontrak April naik 1,48% ke posisi US$ 78,85/metrik ton. Penguatan tersebut mengakhiri koreksi harga yang telah terjadi selama enam hari beruntun.
Beberapa analis meyakini hal tersebut merupakan rebound teknikal. Pasalnya pasar batu bara memang tengah memasuki musim sepi (low season).
"Permintaan mulai melambat seiring memasuki musim yang sepi (low season)," ujar pialang yang berbasis di China, seperti yang dilansir dari S&P Global Platts, Selasa (2/4/2019).
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)
http://bit.ly/2WTD0om
April 08, 2019 at 03:42PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Batu Bara Kian Merana, Amblas 15% karena China"
Post a Comment