Search

Ada Apa dengan Smartfren? Sejak 2011 Tak Pernah Untung

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2018 sepertinya menjadi periode yang kelam bagi emiten telekomunikasi. Kali ini giliran anak usaha Grup Sinar Mas yang kinerjanya terjerembab yakni PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

Mengacu laporan keuangan perusahaan, sepanjang tahun lalu, FREN membukukan kerugian hingga Rp 3,55 triliun, membengkak 17,54% secara year-on-year (YoY) dibandingkan tahun 2017 yang mencatatkan kerugian Rp 3,02 triliun.

Ini berarti, setidaknya sejak tahun 2011, tidak pernah sekali pun perusahaan telekomunikasi ini mencatatkan keuntungan.

Pada dasarnya, tahun 2018, total penjualan FREN berhasil tumbuh positif 17,6% YoY menjadi Rp 5,49 triliun dari sebelumnya Rp 4,67 triliun. Jika ditelusuri, sumber pendapatan usaha terbesar masih ditopang oleh jasa telekomunikasi data yang naik 23,47% YoY menjadi Rp 5,23 triliun.


Kemudian pos pendapatan yang juga berhasil tumbuh positif adalah jasa interkoneksi yang naik signifikan sebesar 63,34% YoY menjadi Rp 28,64 miliar.

Akan tetapi, kenaikan pada pos penjualan dibatasi karena jasa telekomunikasi non-data dan jasa lainnya pada tahun 2018 justru berbalik arah karena negatif masing-masing sebesar 46,12% YoY dan 12,36% YoY.

Lebih lanjut, seperti tahun-tahun sebelumnya, momok kerugian yang diderita FREN disebabkan beban usaha yang melebihi pencapaian penjualan.

Di tahun 2018, total beban usaha perusahaan naik 17,56% YoY mencapai Rp 8,14 triliun. Beban ini terutama terbesar disumbangkan dari biaya penyusutan (dan amortisasi) sebesar Rp 3,62 triliun, diikuti biaya operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi senilai Rp 3,12 triliun.

Hanya dengan beban usaha saja FREN sudah dipaksa merugi Rp 2,65 triliun. Kinerja keuangan semakin diperparah dengan kerugian atas selisih kurs dan perubahan nilai wajar opsi konversi.

Rugi kurs mata uang asing FREN melebar dari Rp 45,93 miliar di tahun 2017 menjadi Rp 146,86 miliar di tahun 2018.

Adapun kerugian dari perubahan nilai wajar opsi konversi tercatat sebesar Rp 124,44 miliar. Kondisi ini terjadi karena terdapat selisih antara nilai wajar konversi Global Notes (obligasi valuta asing) tahun 2018 dengan tahun 2017.

Kinerja pos laba rugi yang jauh dari memuaskan inilah yang besar kemungkinan mendorong investor untuk melepas saham FREN di perdagangan hari ini (1/4/2019). Pada perdagangan 15.30 WIB, harga saham FREN anjlok 9,03% menjadi Rp 282/saham.

Sebagai informasi tambahan, jika dilihat kinerja pos neraca, total aset FREN naik tipis menjadi Rp 25,21 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 24,11 triliun. Total aset lancar tercatat Rp 1,97 triliun dan aset tetap sebesar Rp 23,23 triliun.

Pos liabilitas malah turun dari Rp 14,87 triliun di tahun 2017 menjadi Ro 12,77 triliun di tahun 2018. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 6,11 triliun dan jangka panjang senilai Rp 6,65 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(dwa/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2uBtJVI

April 01, 2019 at 10:46PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ada Apa dengan Smartfren? Sejak 2011 Tak Pernah Untung"

Post a Comment

Powered by Blogger.