
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kembali menguat seiring terjadinya badai di Teluk Meksiko. Ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah juga membawa tarikan ke atas bagi harga si emas hitam.
Pada perdagangan hari Jumat (12/7/2019) pukul 09:30 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman September menguat 0,57% ke level US$ 66,9/barel. Adapun harga minyak light sweet (West Texas Intermediate/WTI) naik 0,63% menjadi US$ 60,58/barel.
Sehari sebelumnya, harga Brent dan WTI ditutup melemah masing-masing sebesar 0,73% dan 0,38%.
Hingga hari Kamis (10/7/2019), perusahaan-perusahaan yang ada di Teluk Meksiko telah memangkas produksi hingga 1 juta barel/hari. Jumlah tersebut setara dengan 53% dari total produksi minyak di kawasan Teluk Meksiko.
Sudah sejak awal pekan, perusahaan minyak di kawasan tersebut melakukan evakuasi personel, menyusu ramalan badai yang akan datang. Akibatnya, aktivitas produksi di beberapa fasilitas pengeboran terpaksa dihentikan.
Sebagaimana yang telah diketahui sebelumnya, badai tropis diramal akan menerpa kawasan Teluk Meksiko pada akhir pekan ini. Badai yang diberi nama Barry tersebut masuk dalam kategori 1, yang mana setidaknya memiliki kecepatan 119 km/jam.
Berkurangnya pasokan minyak yang cukup besar dari Teluk Meksiko tentu saja akan berdampak pada keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan). Setidaknya dalam jangka pendek. Terlebih 1 juta barel/hari sudah hampir setara dengan 1% dari total permintaan energi global.
Selain itu, harga minyak juga terbantu akibat aksi tiga kapal Iran yang mencoba memblokade tanker milik Inggris Raya di Selat Hormuz pada hari Kamis (11/7/2019). Namun aksi tersebut gagal setelah kapal perang Angkatan Laut Inggris memberi peringatan.
Kejadian tersebut terjadi satu minggu setelah Inggris menangkap tanker miliki Iran atas tuduhan pelanggaran saksi Uni Eropa terhadap Suriah. Sejumlah dokumen dan perangkat elektronik dari kapal tersebut disita kepolisian Inggris wilayah Gibraltar.
Hal tersebut turut menambah kekhawatiran pelaku pasar akan keamanan pengiriman minyak melalui Selat Hormuz, yang mana merupakan jalur distribusi dari seperlima konsumsi minyak global.
Selain itu ada pula kekhawatiran akan berkembangnya konflik menjadi adu senjata, yang tentu saja membahayakan aktivitas produksi minyak di wilayah Timur Tengah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps)
https://ift.tt/30B7xct
July 12, 2019 at 03:57PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gara-gara Barry, Harga Minyak Naik Lagi"
Post a Comment