Dibuka Positif, Kini Bursa Singapura Anjlok 0,6%

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang pekan lalu, bursa saham acuan Singapura berhasil menguat 1,3% didorong oleh sentimen akurnya kembali Amerika Serikat (AS) dan China, serta ekspektasi bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan suku bunga karena data perekonomian AS yang lesu.

Indeks Straits Times yang pada pembukaan perdagangan sempat masuk ke zona hijau hari ini, Senin (8/7/2019) dengan menguat 0,14% ke level 3.3376,93 poin, tapi kemudian Straits Times pasrah terkoreksi hingga 0,6% ke level 3.346,71.

Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak sembilan mencatatkan kenaikan harga, 15 saham melemah, dan 5 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Namun, pada Jumat (5/7/2019), Negeri Paman Sam malah berhasil membalikkan posisi dengan mencatat data tenaga kerja baru yang jauh di atas ekspektasi pasar.

Rilis data AS menunjukkan ada 224.000 tenaga kerja baru (non pertanian) pada Juni dan mengalahkan proyeksi yang ada di 160.000, di mana ini merupakan pertanda ekonomi Negeri Adidaya tersebut masih bergejolak, dilansir Reuters.

Sementara itu, tingkat pengangguran AS bulan Juni berada di level 3,7% naik tipis dari perolehan Mei di angka 3,6%.

Data tenaga kerja yang memuaskan otomatis mematahkan harapan pelaku pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan hingga 50 basis poin. Melansir CME Fedwatch, hari ini tercatat peluang suku bunga dipangkas 50 basis poin ada di 6,9%, dari sebelumnya 32,3% pada 28 Juni.

Adapun probabilitas suku bunga dipangkas 25 basis poin melesat 93,1% dari sebelumnya 67,7%.

"Laporan tenaga kerja AS yang kokoh mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan membantah argumentasi pemotongan 50 basis poin (bps) pada akhir bulan. Secara efektif, debat kali ini beralih dari 25 bps atau 50 bps ke 25 bos atau tidak ada (pemotongan suku bunga)," ujar Rodrigo Catril, Senior Foreign Exchange Strategist di National Australia Bank, dilansir CNBC International.

Semakin rendahnya peluang pemangkasan suku bunga, memantik aksi jual oleh investor. Pasalnya, berinvestasi di dollar AS masih menarik karena suku bunga yang tetap stabil. Dana segar investor yang awalnya berterbangan ke penjuru dunia, termasuk Singapura, langsung balik kandang

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data cadangan devisa Singapura pada pukul 16:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(dwa/tas)

Let's block ads! (Why?)