Search

Neraca Dagang Surplus, IHSG Masih Was-was dan Rentan Terkoreksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa ini (25/6/2019) masih rentan terkoreksi kendati sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan sepanjang Mei tercatat surplus sebesar US$ 210 juta.

Sepanjang perdagangan Senin kemarin, investor asing mencatatkan aksi jual mencapai Rp 106,76 miliar di pasar reguler. Performa bursa saham utama Tanah Air berbanding terbalik dengan bursa acuan kawasan Asia yang ditransaksikan di teritori positif. Alhasil, IHSG terkoreksi 0,43% ke level 6.288,46.

Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas memaparkan, kendati neraca perdagangan surplus pada Mei, namun jika dilihat pada periode Januari hingga Mei 2019, masih tercatat defisit sebesar US$ 2,14 miliar.


Secara terperinci, pada periode itu, impor tercatat turun 9,23% secara tahunan sebesar US$ 70,6 miliar, sedangkan, ekspor amblas 8,61% secara tahunan menjadi US$ 68,46 miliar.

Pilarmas menyebutkan, sentimen penggerak pasar hari ini datang dari Amerika Serikat (AS) dan China yang berencana menggelar pertemuan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Jepang, akhir bulan ini.

Gelaran ini diharapkan terjadi pembicaraan secara dua arah dua ekonomi terkuat dunia itu dan menghasilkan kesepakatan dagang. "Dalam kesempatan itu, pejabat China akan meminta AS untuk bisa membatalkan pembatasan terhadap Huawei dan perusahaan teknologi lainnya serta tidak ikut campur dalam urusan yang terjadi di Hong Kong," tulis Pilarmas.

Beralih dari sana, fokus pelaku pasar juga tertuju pada langkah Gubernur Federal Reserve (the Fed), Jerome Powell yang akan membahas mengenai kebijakan moneter melalui pidato di New York.

"Dengan demikian, secara teknikal, IHSG saat ini berpeluang bergerak melemah terbatas dan diperdagangkan pada kisaran 6.257 - 6.300," tulis Pilarmas.

Sementara itu, Valbury Sekuritas mengemukakan, sentimen perdagangan dari dalam negeri masih akan terganjal ketidakpastian berupa penantian hasil keputusan dari sidang sengketa Pilpres oleh Mahkamah Konstitusi pada 28 Juni pekan ini, setelah berakhirnya sidang gugatan pada pekan lalu.


Valbury juga mencermati posisi utang Indonesia hingga akhir Mei 2019 tercatat sebesar Rp 4.571,89 triliun, atau naik dari April 2019 yang sebesar Rp 4.528 triliun.

Selain itu, lanjut Valbury, rencana pemerintah memangkas tarif pajak penghasilan (PPh) pasal 22 hunian mewah dari 5% menjadi 1% dan membebaskan PPN atas rumah atau bangunan korban bencana alam kembali membawa angin segar di pasar khususnya bagi sektor properti dan real estate.

Valbury memproyeksikan, hari ini IHSG akan melaju pada level support (tahanan bawah) 6.272/6.256/6.232 dan resistance (tahanan atas) 6.313/6.337/6.353.

(tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2Ne2bls

June 25, 2019 at 03:19PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Neraca Dagang Surplus, IHSG Masih Was-was dan Rentan Terkoreksi"

Post a Comment

Powered by Blogger.