Search

Yen Masih Betah Nangkring di Level Terkuat 6 Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam dua perdagangan terakhir mata uang yen Jepang belum banyak beranjak dari level terkuat hampir enam bulan terakhir melawan dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan Selasa (25/6/19) juga masih sama, posisi mata uang yang dianggap safe haven pun masih sama.

Pada pukul 7:30 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 107,34/US$ atau melemah tipis 0,05% dibandingkan penutupan perdagangan Senin (24/6/19). Pada Jumat lalu, yen mencapai level 107,20/US$ atau menjadi yang terkuat semenjak flash crash 3 Januari lalu, berdasarkan data dari Refinitiv.

Sikap dovish Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) membuat performa dolar jeblok, dan membawa yen menguat. Saat mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (20/6/19) dini hari, The Fed membuka peluang pemangkasan suku bunga acuannya (Federal Funds Rate/FFR).

Pasca pengumuman tersebut spekulasi pasar jika The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali semakin menguat. Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitas suku bunga saat ini 2,25% - 2,50% ditahan hingga akhir tahun sebesar 0% alias tidak ada pelaku pasar yang melihat FFR itu tetap di level saat ini.


Dolar terus berhasil ditekan oleh yen meski Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) juga bersikap dovish beberapa jam setelah The Fed. Bank sentral pimpinan Haruhiko Kuroda tersebut mengatakan akan menggelontorkan stimulus moneter, baik dengan penambahan jumlah pembelian aset maupun penurunan suku bunga, jika perekonomian Jepang memburuk.

Namun, dovish BOJ bukan hal yang baru, dalam beberapa bulan terakhir hal tersebut sudah terlihat sehingga bukan merupakan kejutan bagi pelaku pasar.

Penguatan yen kini justru memberikan masalah baru bagi BOJ. Ekspor merupakan tumpuan ekonomi Jepang, penguatan nilai mata uangnya tentunya akan berdampak buruk bagi ekspor. Semakin kuat nilai tukar yen, maka harga produk Jepang akan menjadi lebih mahal, dan permintaan bisa menurun.


Jika yen terus menguat, bukan tidak mungkin BOJ akan segera menggelontorkan stimulus moneter, bahkan lebih cepat dari The Fed. BOJ akan mengumumkan kebijakan moneter pada 30 Juli nanti, sementara The Fed pada 1 Agustus dini hari waktu Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(prm)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2KCRczM

June 25, 2019 at 03:20PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Yen Masih Betah Nangkring di Level Terkuat 6 Bulan"

Post a Comment

Powered by Blogger.