Search

Mobnas Vietnam Apakah akan Tumbang Seperti Proton Malaysia?

Jakarta, CNBC Indonesia - Vinfast, mobil nasional (mobnas) Vietnam garapan gurita bisnis konglomerat Vingroup harus berhadapan dengan pemain lama industri mobil dunia. Merek Jepang Toyota dan produsen mobil Ford sudah lama mengusai pasar Vietnam.

Pertanyaan mendasar, apakah Vinfast mampu bersaing?

Berkaca dari pengalaman mobnas Malaysia, yang kemunculannya pada medio 1980-an, sempat membetot perhatian konsumen mobil di Malaysia dan diperhitungkan di pasar mobil Negeri Jiran. Namun, dua tahun lalu kejayaan Proton berakhir, setelah Proton jatuh ke tangan perusahaan China.

Faktor bantuan pemerintah yang dominan, dan masalah kualitas produk jadi faktor utama keruntuhan Proton.


Kini, Vinfast mencoba melenggang bersama mitranya BMW membangun mobil kelas menengah untuk pasar domestik Vietnam dan ekspor. Pabrik senilai US$ 3,5 miliar siap memproduksi 250.000 unit sampai 500.000 unit kendaraan per tahun.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri Johnny Darmawan mengakui senang ada pemain baru di industri mobil di ASEAN. Namun, Johnny yang mantan presiden direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) memberikan catatan, soal peluang kelanjutan mobnas ala Vietnam ini.

"Suatu mobil itu bisa dikatakan berhasil bila sudah melewati 3-4 tahun," kata Johnny kepada CNBC Indonesia.


Ia mencoba mengingatkan kisah Proton Malaysia yang mengawali kiprah yang cukup cemerlang tapi berakhir tragis. Proton sempat mencapai lompatan besar beberapa tahun setelah kemunculannya pada 1983, dan sampat jadi pemain utama pasar mobil di Malaysia. Namun, perlahan kejayaan itu luntur, pada 2015 Proton memegang pangsa pasar 17%, lalu merosot 14% pada 2016.

Mobnas Vietnam Apakah akan Tumbang Seperti Proton Malaysia? Foto: Buruh bekerja di pabrik mobil Vinfast pada kesempatan upacara pembukaannya di kota Hai Phong, Vietnam 14 Juni 2019. REUTERS / Kham

"Saya khawatirnya seperti Proton yang banyak subsidi pemerintah," katanya.

Vinfast memang mendapat proteksi dari pemerintah, kebijakan Vietnam yang sempat memberlakukan ketentuan non tarif berimbas pada hambatan ekspor mobil utuh ke negeri tersebut.

Johnny mengingatkan membangun industri mobil tak hanya jangka pendek tapi butuh jangka panjang, dan kuncinya ada pada riset dan pengembangan (RnD). Ia mencontohkan, saat Proton memulai bergulir, pabrikan mobil Malaysia ini menggunakan platform Mitsubishi Jepang. Namun, produsen mobil harus terus berkembang tak hanya mengandalkan basis awal dari merek mitra produsen lain.

Vinfast cukup banyak menggandeng ahli dalam otomotif dalam meramu mobnas.  Pabrikan mobil macam Opel, BMW, Magna Steyr, hingga rumah desain Pininfarina turut bergabung. Sasis model hatchback Vinfast Fadil mengusung platform Opel Karl Rocks. Sedangkan untuk rangka model dan mesin mobil VinFast dibangun oleh  BMW, dengan sentuhan dimodifikasi oleh perusahaan spesialis mesin Austria AVL.

"Saya senang saja menambah pemain baru, cuma apakah bisa konsisten?" tanya Johnny.

Saat mengumumkan akan mengirimkan perdana mobil produksinya, pada Senin (17/6), Vinfast mengklaim telah mendapat pemesanan sebanyak 10.000 unit, jumlah ini memang belum seberapa dari kapasitas produksi pabrik Vinfast yang mencapai 250.000 unit sampai 500.000 unit per tahun.

Saksikan video mengenai Vinfast berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]


(hoi/hoi)

Let's block ads! (Why?)



https://www.cnbcindonesia.com/news/20190617215920-4-78906/mobnas-vietnam-apakah-akan-tumbang-seperti-proton-malaysia/

June 18, 2019 at 02:47PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Mobnas Vietnam Apakah akan Tumbang Seperti Proton Malaysia?"

Post a Comment

Powered by Blogger.