Namun, di usia yang tak lagi muda tersebut, Coach tetap menjadi barang mewah populer di kalangan masyarakat. Lalu, bagaimanakah perjalanan perusahaan hingga mampu terus mempertahankan posisinya di hati penggemar dari berbagai kalangan usia?
Mengutip Vogue, Coach didirikan dengan nama Manhattan Leather Bags oleh pasangan Lillian Chan dan Miles Chan pada tahun 1941 di New York, Amerika Serikat (AS). Lillian telah meninggal pada Maret 2013 di usia 89 tahun, dan Miles meninggal di usia 95 tahun pada Februari 2017.
Awalnya pada saat peluncuran, Coach hanya memproduksi produk-produk pria yang dijual di sebuah lokakarya kecil yang dikelola keluarga. Namun kemudian Coach mulai memproduksi tas tangan wanita di tahun 60-an. Tanpa di duga, produknya yang terinspirasi dari desain sarung tangan baseball tersebut langsung populer.
Perusahaan bekerja sama dengan 6 seniman untuk mendesain 12 model tas tangan wanita berwarna cokelat (tan) yang lentur dan terbuat dari kulit berkualitas tinggi dengan jahitan tangan yang sangat baik.
Kepopulerannya pun terus tumbuh akibat upaya Lillian yang bekerja tanpa lelah dalam membangun hubungan dengan media dan selebritas wanita untuk sering mengenakan tas Coach di depan umum.
Pada tahun 1962, Coach menggaet Bonnie Cashin, desainer pakaian olah raga populer AS. Cashin telah mengubah Coach dengan melahirkan desain kuningan yang menjadi ciri khas di tas Coach, dan tas duffle Coach.
Pada tahun 1979, Lew Frankfort, yang sekarang menjabat sebagai CEO Coach, bergabung dengan perusahaan. Ia membangun merek Coach di seluruh dunia. Dia juga adalah orang yang berhasil membuat Coach dikenal sebagai merek tas mewah pada tahun 1990-an. Tak lama setelah Frankfort bergabung, Coach juga menerbitkan katalog pertamanya dan meresmikan toko utama pertamanya di 754 Madison Avenue di New York.
Namun pada 1985, Coach dibeli oleh Sara Lee Corporation dengan harga US$ 30 juta (£ 20,1 juta), memberikan perusahaan modal tambahan. Kemudian, pada tahun 2000, Coach memisahkan diri dari induknya dalam melakukan penawaran publik perdana (IPO) di Wall Street.
Pada tahun 1980-an, perusahaan telah menambah lini bisnis, membuat produk jam tangan pria dan wanita di tahun 1988. Coach juga melebarkan sayar ke Tokyo, Jepang dan bahkan penjualan dari negara itu terbilang memuaskan. Beberapa tahun kemudian, Coach memproduksi jaket dan jas hujan.
Kemudian pada tahun 1993, perusahaan mempekerjakan Reed Krakoff, desainer pakaian olahraga yang pernah bekerja di Tommy Hilfiger. Krakoff berhasil membawa perubahan baru dalam mengembangkan bisnis Coach.
Pada 2001, perusahaan merilis Coach Signature collection. Koleksi ini menampilkan desain C ganda yang berani, dengan banyak gaya dan warna yang menjadi ikon.
Pada tahun 2006, untuk memperingati ulang tahun perusahaan yang ke 65, Krakoff membuat debut koleksi Legacy, yang di dalamnya termasuk desain berbahan suede dan kanvas. Koleksi ini juga memiliki warna-warna baru yang cerah seperti pink, hijau, dan oranye dan memakai penutup magnet, bukan lagi kuningan.
Pada tahun 2013, mengutip Tapestry, Stuart Vevers bergabung dengan Coach sebagai Direktur Eksekutif Kreatif perusahaan dan telah membantu membuat banyak perubahan. Pada 2017, Vevers dianugerahi penghargaan Designer Accessories of the Year oleh Dewan Perancang Mode Amerika (CFDA) dan penghargaan Designer of the Year oleh American Apparel & Footwear Association (AAFA) untuk karyanya di Coach.
Pada 2017, Coach tercatat memiliki lebih dari 900 toko yang tersebar di seluruh dunia yang secara langsung dioperasikan sendiri, serta butik tambahan dalam department store dan outlet tertentu. Perusahaan ini dianggap sebagai pemimpin global dalam bisnis tas dan aksesoris mewah.
Selain itu, toko online mereka mendistribusikan produk ke lebih dari 20 negara di seluruh dunia, yang berarti bahwa tas Coach dapat dibeli di lima benua yang berbeda. Untuk kisaran harganya, tas Coach dibanderol mulai dari jutaan hingga puluhan juta rupiah.
(gus)
http://bit.ly/2ZJSM6K
June 23, 2019 at 11:10PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "78 Tahun Perjalanan 'Coach', Tas Favorit Jutaan Wanita"
Post a Comment