Search

Huft, Pekan Depan Sepertinya Sibuk Nih...

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia menjalani periode positif pekan ini. Mampukah penguatan berlanjut pada pekan depan? Sepanjang pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,41% point-to-point. IHSG bergerak searah dengan bursa saham Asia lainnya yang juga menguat seperti Nikkei 225 (0,7%), Hang Seng (5%), Shanghai Composite (4,2%), atau Kospi (1,44%). Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Smerika Serikat (AS) selama sepekan menguat tajam 1,19%. Rupiah bahkan menjadi mata uang terbaik di Asia. 
Kemudian imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun melorot 28,2 basis poin (bps). Yield instrumen ini menyentuh titik terendah sejak 10 Juli 2018, yang menandakan harga sedang naik akibat tingginya permintaan. Ada dua sentimen besar yang menggerakkan pasar keuangan global pekan ini. Pertama adalah hawa pelonggaran kebijakan moneter yang semakin terasa. Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) dan Bank Sentral Jepang (BoJ) memang masih mempertahankan suku bunga acuan. Namun pernyataan yang menyertai keputusan tersebut yang membuat pasar bereaksi. Jerome 'Jay' Powell, Ketua The Fed, menegaskan bahwa bank sentral siap menempuh langkah yang diperlukan untuk menjaga perekonomian Negeri Paman Sam dari ancaman perlambatan. Seperti halnya The Fed, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda dan sejawat juga siap dengan berbagai stimulus jika target inflasi 2% tidak kunjung tercapai.  
Pelonggaran kebijakan moneter sepertinya menjadi tema besar di dunia. Artinya, likuiditas global akan bertambah dan uang yang tidak sedikit itu butuh 'rumah'. 

Indonesia bisa menjadi pilihan, karena menjanjikan cuan dan keamanan. Saat ini yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun adalah 7,413%. Masih lebih tinggi ketimbang instrumen serupa di negara-negara tetangga seperti Malaysia (3,659%), Thailand (2,205%), Filipina (5,161%), sampai India (6,861%). 

Selain keuntungan, berinvestasi di Indonesia juga aman karena baru-baru ini lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Ini menjadi kali pertama Indonesia merasakan rating BBB sejak 1995.

 Sentimen kedua adalah hubungan AS-China yang membaik setelah sempat panas. Pemicunya adalah pengakuan Presiden AS Donald Trump yang menelepon Presiden China Xi Jinping. Kedua pemimpin sepakat untuk bertemu dan melakukan dialog di sela-sela KTT G20 akhir bulan ini. 
Pelaku pasar berharap pertemuan di Osaka (Jepang) tersebut mampu membuka jalan menuju damai dagang. Dengan begitu, dunia tidak perlu lagi khawatir terhadap AS-China yang saling hambat dan menekan rantai pasok global. 
(BERLANJUT KE HALAMAN 2) (aji/aji)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2IBM7FM

June 23, 2019 at 11:33PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Huft, Pekan Depan Sepertinya Sibuk Nih..."

Post a Comment

Powered by Blogger.