Search

PM Inggris Akan Resign, Poundsterling Jeblok Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar terbaru dari Inggris membuat poundsterling kembali terdepresiasi melawan dolar AS hanya dalam hitungan menit pada perdagangan Kamis ini (23/5/2019).

Pada pukul 13:58 WIB, pound diperdagangkan di kisaran US$ 1,2606, dan berada di level terendah sejak 3 Januari, mengutip kuotasi Refinitiv.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, dilaporkan akan mengundurkan diri dalam beberapa hari ke depan, melansir CNBC International yang mengutip media lokal Inggris. Tekanan kuat dari partainya sendiri yakni Partai Konservatif disebut menjadi penyebabnya.

Tekanan terhadap perdana menteri wanita Inggris kedua setelah Margaret Thatcher ini menguat dalam 48 jam terakhir usai mengungkapkan proposal yang akan diajukan ke parlemen di awal Juni nanti.


Tidak ada perubahan substansial dari proposal baru tersebut, yang membuat banyak anggota parlemen menolaknya, termasuk dari partainya sendiri. Proposal tersebut berisi kesepakatan terkait dengan rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit.

Theresa May dikabarkan masih akan menjabat sebagai perdana menteri sampai suksesornya terpilih melalui mekanisme Partai Konservatif.

Salah satu kandidat kuat yang akan menggantikan May adalah Boris Johnson, mantan menteri luar negeri Inggris yang anti Uni Eropa, dan juga menentang hubungan May dengan Partai Buruh.

Tokoh yang satu ini juga membuat pasar cemas, karena sikapnya yang anti Uni Eropa kemungkinan akan membawa Inggris keluar tanpa kesepakatan alias no-deal atau Hard Brexit.

Kurs poundsterling diprediksi akan terus tertekan terhadap dolar AS, melihat kemungkinan terjadinya Hard Brexit. Beberapa analis bahkan memprediksi mata uang Inggris ini masih akan jeblok lagi.

"Saat deadline Brexit semakin dekat, kami pikir para investor akan menambah posisi short (jual) sterling, dan akan menambah tekanan turun baru bagi mata uang Inggris" kata Jonas Goldtermann, analis dari Capital Economics, mengutip poundsterlinglive.com.

Senada dengan analis tersebut, Lee Hardman dari Bank MUFG di London juga melihat masih ada ruang poundsterling melemah di musim panas (Juni - Agustus).

Goltermann memprediksi seandainya terjadi no-deal Brexit, poundsterling akan jeblok ke level US$ 1,15 di akhir tahun ini. Namun sebaliknya jika Brexit akhirnya berjalan mulus di akhir Oktober, pound diprediksi berada di kisaran US$ 1,25 di akhir 2019.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Simak ulasan perjuangan Theresa May di Parlemen Inggris.

[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2VIDeNR

May 23, 2019 at 09:41PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "PM Inggris Akan Resign, Poundsterling Jeblok Lagi"

Post a Comment

Powered by Blogger.