
Indeks Nikkei dibuka anjlok 0,81%, indeks Kospi anjlok 0,6%, indeks Strait Times terkoreksi 0,27%, indeks Shanghai melemah terbatas 0,01%, sedangkan indeks Hang Seng menguat sendirian dengan dibuka naik 0,37%.
Indeks-indeks acuan Benua Kuning dibuka pada zona merah karena pelaku pasar masih cemas cekcok dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat (AS) dan China yang tak kunjung usai, sehingga mendorong investor meninggalkan aset-aset beresiko.
"Investor menyadari bahwa situasi ke depan akan semakin menantang dengan lingkungan ekonomi yang sangat berisiko. Tidak heran investor merespons dengan melakukan risk-off (menghindari risiko)," ujar Luke Tilley, Kepala Ekonom di Wilmington Trust yang berbasis di Delaware, dikutip dari Reuters.
Seperti diketahui, pekan lalu, Presiden AS Donald Trump kembali memberi bara dengan memasukkan Huawei ked ala daftar hitam perdagangan. AS juga dikabarkan akan melakukan tindakan serupa ke perusahaan China lainnya, Hikvision.
Kabar terbaru bahkan menyebutkan bahwa Presiden AS Donald Trump mengatakan keluhan Washington terhadap Huawei mungkin diselesaikan dalam kerangka kesepakatan dagang dengan China, sementara pada saat yang bersamaan menyebut raksasa telekomunikasi China itu "sangat berbahaya", dilansir Reuters.
Pemerintah Negeri Tirai Bambu mulai buka suara dan mengungkapkan nada yang lebih keras terhadap AS, yang membuat kelanjutan dialog dagang menjadi lebih suram.
"Jika AS ingin melanjutkan perundingan dagang, maka mereka harus tulus dan memperbaiki kesalahannya. Negosiasi hanya bisa berlanjut bila didasari kesamaan dan saling menghormati. Kami memantau perkembangan terkini dan siap melakukan langkah-langkah yang diperlukan," tegas Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, mengutip Reuters.
"Serangan AS terhadap perusahaan-perusahaan China tidak hanya menyebabkan kerusakan serius pada kerja sama komersial normal kedua negara namun juga menjadi ancaman besar bagi keamanan industri dan rantai pasokan global," kata Gao.
Hawa perang dagang yang memanas membuat risk appetite investor pudar dan menggelontorkan dana di bursa saham negara berkembang bukan pilihan bijak.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
http://bit.ly/2HJZ3aQ
May 24, 2019 at 04:16PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang Terus Memanas, Bursa Asia Mayoritas Merah"
Post a Comment