
Pekan lalu, IHSG ditutup di teritori positif dengan penguatan sebesar 0,17% ke level 6.209. Kendati selama sepekan, IHSG anjlok 1,75%.
Kinerja IHSG pada Jumat lalu itu senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat: indeks Shanghai naik 3,1%, indeks Hang Seng juga naik 0,84%, indeks Straits Times naik 0,16%, dan indeks Kospi naik 0,29%.
Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, sentimen perdagangan hari ini bersumber dari hasil pertemuan antara AS dan China.
Presiden AS Donald Trump malah menaikkan tarif impor, dari sebelumnya 10% menjadi 25% senilai US$200 miliar terhadap 5.700 kategori produk impor China yang berbeda.
Trump sendiri tampaknya menekan pembicaraan kesepakatan antara China tersebut agar membuat China mau menuruti keinginan AS.
"Secara teknikal, saat ini IHSG masih berpotensi bergerak menguat dalam jangka waktu pendek dan diperdagangkan pada level 6.161 - 6.245," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas, Senin (13/5/2019).Panin Sekuritas, menyebutkan hal senada. AS dan China kini sudah saling balas mengenai tarif, namun kembali beredar bahwa kedua negara membuka peluang untuk negosiasi ulang.
"Maka dengan demikian hal ini akan menjadi sentimen positif bagi bursa Asia, termasuk Indonesia," ungkap Panin Sekuritas, dalam risetnya, Senin (13/5/2019).
Secara teknikal, pada perdagangan kemarin pun IHSG ditutup dengan membentuk pola doji yang mengindikasikan adanya peluang untuk technical rebound. Hari ini IHSG berpotensi menguat dalam kisaran 6.150 - 6.250.
Tim Riset CNBC Indonesia juga memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat. Level pergerakan yang berpotensi di uji berada antara 6.150 hingga 6.250 pada hari ini.
(tas)
http://bit.ly/2YoudLO
May 13, 2019 at 03:53PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Peluang Renegosiasi AS-China, IHSG Siap Menguat Lagi"
Post a Comment