Pencapaian kinerja positif itu terjadi ketika pertumbuhan penjualan Adidas melambat karena mengalami masalah rantai pasokan (supply chain) di pasar Amerika Utara dan penurunan di Eropa.
Mengutip CNBC International, penjualan kuartal pertama naik 4% menjadi 5,88 miliar euro (U$ 6,57 miliar) atau setara dengan Rp 93 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$), sementara laba bersih yang diatribusikan naik 17% mencapai 632 juta euro. Dengan asumsi kurs euro Rp 16.000, laba bersih Adidas mencapai Rp 10,11 triliun.
Kinerja ini mengalahkan konsensus analis masing-masing 5,8 miliar euro untuk pendapatan dan 567 juta euro untuk laba bersih.
Manajemen Adidas, dalam pernyataannya menegaskan masalah rantai pasokan dikhawatirkan bisa menghambat pertumbuhan penjualan pada semester pertama tahun ini, khususnya di Amerika Utara.
Ini menjadi perhatian mengingat Adidas sudah menggandakan bisnisnya dalam 3 tahun terakhir untuk mengambil pangsa pasar di wilayah tersebut dari saingannya yang lebih besar yakni Nike.
Saham Adidas pun naik 7% pada perdagangan Jumat pagi karena pasar bereaksi terhadap hasil kinerja bisnis positif ini. Reuters bahkan melaporkan bahwa harga saham Adidas juga mencapai titik tertinggi sepanjang masa.
Mengacu data perdagangan bursa Nasdaq, saham Adidas AG berkode ADDDF ditutup di level US$ 277,75/saham, bahkan sempat mencapai level tertinggi harian US$ 281,45/saham.
CEO Adidas, Kasper Rorsted mengatakan kepada CNBC dalam program "Squawk Box Europe" bahwa investor harus terbiasa dengan "tingkat pertumbuhan satu digit perusahaan yang tinggi" dan tingkat pertumbuhan pendapatan 4% adalah posisi pertumbuhan bisnis yang sementara.
![]() |
http://bit.ly/2ZUwboP
May 04, 2019 at 02:56PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Laba Capai Rp 10 T di Q1, Saham Adidas Terbang di Wall Street"
Post a Comment