
Lantas, bagi buruh yang bergaji minimal yaitu hanya setara UMP (upah minimum provinsi), apakah berarti tidak perlu menyisihkan dana investasi? Hmm....jawabannya: tentu tetap perlu dong!.
Bagaimana caranya?
Seperti halnya berinvestasi rutin untuk pekerjaan lain, cara sederhananya tentu dengan menyisihkan uang kita di awal penerimaan gaji, agar tetap disiplin terhadap keuangan pribadi setiap waktu.
Untuk itu, perlu niat besar mendisiplinkan pengeluaran kita setiap waktu agar tidak kedodoran dan ujung-ujungnya pinjam uang teman di akhir bulan. Pasti tidak mau kan dengan kondisi demikian.
Mari mengambil contoh untuk skenario terburuk (worst case scenario), dengan asumsi UMP 2019 paling rendah yaitu Rp 1,57 juta di wilayah Yogyakarta.
Skenario pendukung adalah lokasi kamar indekos yang agak jauh dari kantor atau pabrik tempat bekerja, misalnya di arah Wonosari, Kulonprogo, atau Sleman.
Asumsi lain adalah profil investasi yang konservatif dan asumsi tujuan investasi adalah mendapatkan dana untuk uang muka (down payment) membeli sepeda motor bekas Rp 2 juta, sehingga beban transportasi lebih ringan (Pertalite Rp 6.750 per liter x 15 hari = Rp 101.250) daripada pengeluaran untuk naik bus Rp 120.000 per bulan.
Meskipun nanti ada cicilan sekitar Rp 100.000 (harga motor bekasnya Rp 5 juta), tetapi motor tersebut adalah aset yang dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi yang lebih fleksibel. Dengan begitu, jaringan si karyawan bisa lebih luas guna mencari pendapatan sampingan yang tidak hanya berasal dari pekerjaan sebagai buruh.
Ketika hari bahagia (hari gajian) itu datang, tentu yang pertama harus dilakukan setelah menerima gaji adalah membayar zakat bagi Muslim, perpuluhan bagi umat Kristen, atau sumbangan di agama lain.
Misalnya, untuk Muslim, gaji yang disisihkan adalah 2,5%, maka yang dibayarkan cukup Rp 39.250 per bulan.
Hal kedua barulah membayar utang atau cicilan, jika ada, untuk menghindari bunga yang lebih besar di kemudian hari.
Dengan asumsi asuransi minimal Rp 25.000 per bulan sudah dibayarkan perusahaan, maka yang perlu dialokasikan berikutnya adalah tabungan sekaligus dana darurat serta investasi, masing-masing minimal 10% dari gaji, atau artinya 2 x Rp 157.000.
Pertanyaannya, dengan dana sedemikian, produk investasi yang tepat dibeli?
Tapi sebelum ke sana, hal yang penting juga dilakukan ialah mengalokasikan dana darurat sebelum investasi. Adapun investasi dana darurat paling minim dan paling konservatif adalah tabungan dan reksa dana pasar uang.
Meskipun berbunga kecil (umumnya di bawah 2% per tahun), tetapi jangan sampai tidak menyisihkan nominal yang sudah diniatkan untuk dana darurat tadi di tabungan (atau bisa juga reksa dana pasar uang). Bahkan kalau bisa dipisah dari rekening yang dipakai sehari-hari.
Dana darurat harus tetap dikumpulkan hingga mampu menutup pengeluaran periode 3 bulan, dan jika sudah tertutup maka alokasinya dapat dialihkan menjadi investasi.
Alokasi investasi bisa saja dilakukan di akhir bulan, atau istilahnya menunggu sisa, tetapi biasanya kebiasaan berinvestasi dari dana sisa akan berakhir dengan kegagalan karena tanpa disiplinm, maka biasanya tidak akan ada sisa dana di akhir bulan.
Untuk investasinya, selain di reksa dana pasar uang yang biasanya memiliki return minimal bersih sebesar 0,5% lebih besar bunga deposito, pilihan lain yang lebih ideal adalah di reksa dana campuran atau di reksa dana saham.
Dengan asumsi keduanya memiliki return 15% per tahun dan inflasi 5%, maka dalam waktu setahun si investor baru tersebut akan dapat mengumpulkan dana Rp 1,97 juta yang dapat dimanfaatkan untuk membayar DP motor.
Selain reksa dana, investor dapat berinvestasi di saham langsung dengan mengumpulkan dana dulu baru membuka rekening saham, lalu dananya dibelikan saham, misalnya dalam waktu 3 bulan atau 6 bulan secara rutin.
Untuk memulai investasi di instrumen reksa dana dan saham, saat ini caranya sangat mudah karena penjualan sudah dilakukan secara masif baik di bank, sekuritas, maupun manajer investasi.
Jika akses fisik masih belum dekat dan mudah, saat ini sudah ramai perusahaan yang mempersenjatai diri dengan kemudahan sehingga pembukaan rekening dimungkinkan, tanpa harus datang ke kantor cabang dengan mengunjungi website perusahaan atau melalui aplikasi di ponsel pintar.
Setelah mengalokasikan dana untuk dana darurat dan investasi, barulah membayar biaya kamar indekos.
Dengan tuntasnya tanggungan bulanan, sisa dana tadi barulah dapat diatur untuk keperluan konsumsi makan setiap hari dan ongkos perjalanan.
Manfaatkan setiap hal yang menjadi keunggulan bagi Anda, misalnya bisa tinggal di rumah keluarga dan kerabat atau mendapatkan pinjaman kendaraan, tentu akan sangat membantu keuangan Anda.
Keuntungan tersebut tentu dapat mempercepat tujuan investasi untuk memiliki kendaraan sendiri atau impian yang lain lagi untuk meningkatkan taraf hidup Anda menjadi lebih baik lagi.
Langkah Investasi
Investasi | Nilai |
Investasi rutin per bulan (Rp) | 157,000 |
Lama investasi | 12 bulan |
Indikasi return | 15% |
Asumsi inflasi | 5% |
Hasil Investasi
Hasil investasi di masa depan | Nilai (Rp) |
Pokok investasi | 1,884,000 |
Return investasi | 88,794 |
Hasil investasi di masa depan | 1,972,794 |
Pengelolaan Keuangan Bulanan
Pos pengeluaran | Nilai (Rp) |
Tabungan dan dana darurat 10% | 157,000 |
Investasi 10% | 157,000 |
Kost | 500,000 |
Makan | 600,000 |
Ongkos bis | 115,000 |
Zakat | 39,250 |
Total | 1,568,250 |
Tips:
- Bayarlah zakat atau tanggungan agama.
- Alokasikan untuk membayar utang dan melunasi cicilan, jika ada, di awal.
- Sisihkan tabungan-dana darurat dan investasi di awal.
- Manfaatkan keunggulan demi keuangan.
- Tetap berusaha berhemat.
- Tetap bersyukur dan menjaga kesehatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA (tas)
http://bit.ly/2ZOE7YL
May 02, 2019 at 12:23AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gaji UMP Sebulan tapi Bisa Investasi? Bisa dong, Ini Tipsnya!"
Post a Comment