
Mayoritas indeks utama Asia juga mengalami pelemahan di pekan ini, tetapi tidak separah IHSG. Indeks Shanghai China melemah 1,94%, indeks Hang Seng Hong Kong terpangkas 2,11%, sedangkan Kospi Korea Selatan dan Strait Times Singapura masing-masing turun 2,48% dan 2,08%.
Eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China menjadi penyebab utama anjloknya bursa saham, yang notabene merupakan aset berisiko. Para investor mengalihkan insvestasinya ke aset-aset aman atau safe haven di saat muncul ketidakpastian yang dipicu oleh seteru dua raksasa ekonomi dunia ini.
Perang dagang disalahkan atas pelambatan ekonomi global yang terjadi hingga saat ini. Sudah banyak institusi seperti Dana Moneter Internasional (IMF), World Bank, dan hampir semua bank sentral di berbagai negara-negara besar menyebut perang dagang AS - China membuat ketidakpastian meningkat dan memicu pelambatan ekonomi global.
Pernyataan institusi-institusi tersebut merujuk pada perang dagang pertama, ketika AS menerapkan tarif impor 10% terhadap produk China, sebaliknya China menerapkan tarif impor 5% dan 10%. Pada perang dagang jilid II, kedua negara sama-sama menaikkan tarif impor menjadi 25%. Efek yang ditimbulkan kemungkinan bisa dua kali lipat dibandingkan perang dagang sebelumnya.
Maka tidak heran jika investor kabur dari aset-aset berisiko, fenomena ini tidak hanya terjadi di Asia, tetapi juga di Eropa bahkan di AS. Anjloknya indeks-indeks saham menjadi fenomena global di pekan ini.
Keluarnya investor dari aset berisiko tercermin dari outflow modal dari Indonesia. Data dari RTI menunjukkan dalam lima hari perdagangan di pekan ini investor asing terus melakukan net sell dengan total nilai Rp 3,63 triliun.
Simak video tentang nasib tragis IHSG di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
Lanjut ke halaman berikutnya >>>
(pap/roy)
http://bit.ly/2JtEcvY
May 18, 2019 at 09:07PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Asing Keluar Bursa Rp 3,63 T, IHSG Sepekan Anjlok 6,16%"
Post a Comment