Meskipun Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunganya yakni BI 7 day RR di level 6%, IHSG belum juga memperlihatkan tanda-tanda berbalik arah, bahkan di tutup mendekati area terlemahnya.
Sentimen negatif dari data neraca dagang RI yang defisit sebesar US$ 2,56 masih membekas di benak pelaku pasar. Defisit tersebut merupakan yang terdalam sepanjang sejarah dan lebih dalam dari defisit kuartal I 2018 sebesar US$ 1,41 miliar.
Investor asing pun masih cenderung melanjutkan aksi jual portofolio sahamnya di bursa. Asing tercatat membukukan jual bersih (net sell) sebesar Rp 828 miliar di pasar reguler. Sejak awal tahun, asing tercatat net sell 1,21 triliun.
Semua sektor di tutup memerah karena investor lokal juga dominan terlihat menjual. Secara persentase, sektor aneka industri melemah paling dalam dengan pelemahan sebesar 2,48%, diikuti sektor properti dengan pelemahan 2,11%.
Secara teknikal, IHSG masih dalam tekanan. Pola lilin hitam (black candle) yang terbentuk mengindikasikan kontinuitas tren penurunan pada perdagangan akhir pekan.
![]() |
Indeks juga masih bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam dua ratus hari (MA200). Hal ini menunjukkan adanya koreksi pada pergerakan tren utama (major trend).
Adapun level penahan koreksinya (support) jika terjadi penurunan kembali esok hari berada di 5.800.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
http://bit.ly/2HnFwOF
May 17, 2019 at 01:07AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "4 Hari Tak Pernah Hijau, Begini Nasib IHSG Jelang Akhir Pekan"
Post a Comment