
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan dari periode 2001 hingga saat ini, pilpres selalu membuat pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak.
"Kami sudah pelajari bahwa pemilu-pemilu yang sebelumnya indeks (IHSG) malah naik," kata Nyoman saat Workshop Go Public Bersama BRI Group dengan tema 'Akselerasi Pertumbuhan Berkelanjutan Perusahaan Melalui IPO Saham di Gedung BEI, Rabu (10/4/2019).
Berdasarkan data BEI, pada pemilu 2004 IHSG melambung 45%, kenaikan terjadi lagi di pilpres tahun 2009 sebesar 87%, dan pilpres 2014 IHSG kembali naik 22%.
Dari data itu terlihat IHSG justru menurun di tahun sebelum pemilu, kecuali pemilu tahun 2004. Setahun sebelum pilpres 2009, IHSG anjlok 51%. Begitu juga di tahun 2013, IHSG melemah 1%. Di tahun 2018, IHSG anjlok 2,54%.
"Pernah turun tidak? pernah. Di tahun 2008 [turun] tapi itu bukan karena kondisi pemilu tapi karena kondisi global, walaupun di tahun pemilu 2009 ditutup naik," tambah Nyoman.
Tahun 2018, Indonesia juga terimbas oleh perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Sementara pada 2008 kondisi ekonomi global tengah mengalami krisis.
Hal serupa juga terjadi pada tahun 2013, sejumlah negara berkembang terhantam pasar mata uang (currency market) terimbas dari kebijakan The Fed yang mengurangi stimulus untuk pembelian bond.
"Sehingga jumlah dari dolar menurun dan hit currency," tambahnya.
Namun perlu menjadi catatan, pada 2018 BEI Indonesia mencetak rekor jumlah emiten yang melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) sebanyak 57 emiten. Tahun ini BEI targetkan sebanyak 75 emiten untuk melantai di bursa.
(hps)
http://bit.ly/2IoYpll
April 10, 2019 at 07:20PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tak Perlu Khawatir, Pemilu Tak Bikin IHSG Goyah"
Post a Comment