Melalui proyek yang dilaksanakan oleh PT Geo Dipa Energi (Persero) ini, Sri Mulyani berharap mampu meningkatkan produksi listrik dari panas bumi, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak.
"Hari ini saya saksikan dan resmikan groundbreaking untuk proyek PT Geo Dipa Energi (Persero), Dieng dan Patuha yang kedua. Diharapkan dengan groundbreaking ini PT Geo Dipa Energi (Persero) mampu menghasilkan energi panas bumi yang akan meningkat, dari produksi sekarang 120 mega watt menjadi 270 mega watt."
"Seperti kita ketahui, panas bumi merupakan salah satu sumer daya yang sangat potensial dan besar di Indonesia, bahkan untuk ukuran dunia. [...] Kalau bisa mengembangkan panas bumi, efek positifnya untuk ekonomi Indonesia luar biasa, impor minyak turun, kemampuan untuk punya security energi besar."
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat; impor migas RI di Bulan Januari 2019 turun 25,22% menjadi US$ 1,69 juta dibanding periode sama tahun sebelumnya, yang mencapai US$ 2,25 juta.
Turunnya impor migas ini karena kontribusi signifikan dari penurunan impor minyak mentah dan BBM. Impor minyak mentah turun 20,55% menjadi US$ 455,7 juta, dan impor BBM atau hasil minyak turun 26,52% menjadi US$ 1,05 juta.
Jika pemanfaatan panas bumi ini semakin optimal, maka diharapkan mampu semakin membuat impor minyak menurun.
Pasalnya, mantan direktur pelaksana bank dunia tersebut menjelaskan, kebutuhan Indonesia akan listrik semakin hari semakin besar. Apalagi, Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga menghadirkan tantangan tersendiri bagi para pemangku kebijakan untuk bisa menyalurkan listrik ke seluruh penjuru negeri.
Sebagai negara yang terletak di ring of fire, Indonesia memiliki keuntungan yakni, potensi panas bumi yang luar biasa. Hanya saja, untuk saat ini potensi panas bumi Indonesia belum dimanfaatkan dengan optimal.
Padahal Sri Mulyani mengungkapkan, Indonesia ingin mencapai rencana umum energi nasional dengan bauran energi baru 23% pada tahun 2025, yang salah satunya dari panas bumi.
"Mungkin saya tidak perlu mengulang, energi terbarukan Indonesia yang ingin dicapai 23%, salah satu potensi terbesarnya dari panas bumi. Indonesia punya potensi ini, terbesar di dunia, bukan di Asean, bukan di Pasifik, tapi di dunia."
"Namun tadi disebutkan, Indonesia punya potensi tapi realisasi, aktualisasinya masih jauh dari potensinya. Untuk PT Geo Dipa Energi (Persero) saja sumurnya mampu produksi 1000 mega watt, hari ini hanya 120 mega watt, melalui groundbreaking megah ini untuk mencapai 270 mega watt. Kalau PT Geo Dipa Energi (Persero) bisa meningkatkan sampai 1000 mega watt, dia bisa isi 23% energi makes."
Oleh karena itu, Sri Mulyani menyebutkan pentingnya kerja sama antar kementerian/ lembaga terkait, serta membutuhkan komitmen dan profesionalitas dari seluruh pihak yang terlibat, agar potensi panas bumi Indonesia, dan energi lain bisa dimanfaatkan optimal.
"Untuk bisa menggunakan sumber daya itu, dibutuhkan banyak sekali policy-policy, Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Kementerian ESDM, maupun dari Kemenko Perekonomian, Kemenko Maritim, dan Kementerian BUMN, PLN sebagai offtaker-nya."
"Kita harap potensi panas bumi bisa meningkat di Indonesia melalui kerja sama kebijakan yang tepat dari pemerintah, namun juga di saat yang sama muncul minat investasi dari swasta maupun dari internasional untuk bisa mengeksplore potensi panas bumi di Indonesia. Saya berharap juga groundbreaking ini memulai proyek yang dilaksanakan secara profesional, bersih, bebas dari korupsi, dan konflik kepentingan, sehingga menjadi salah satu proyek yang menghasilkan energi yang sustainable bagi masyarakat." (gus)
http://bit.ly/2GFRtPq
April 25, 2019 at 09:14PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Mulyani Genjot Panas Bumi Demi Tekan Impor Minyak"
Post a Comment