
Pekan lalu, salah satu staf dari cucu usaha HITS ikut terseret Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KOK) terkait dengan dugaan suap distribusi pupuk.
Akan tetapi, keputusan perusahaan untuk membagikan total dividen hingga Rp 21,3 miliar dan belanja modal (capital expenditure/capex) lebih dari Rp 1 triliun berhasil mendongkrak kembali saham HITS hari ini.
Pada perdagangan pukul 14.43 WIB, penguatan saham HITS berkurang menjadi 2,38% di level Rp 645/saham.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Kamis kemarin (4/4/2019), diputuskan perusahaan akan mendistribusikan total dividen sebesar Rp 21,3 miliar atau setara Rp 3/saham.
Namun, nilai ini terbilang cukup rendah mengingat berdasarkan laporan keuangan HITS tahun lalu, laba per saham dasar yang dapat didistribusikan perusahaan adalah US$ 0,00177 atau setara Rp 25 (kurs Rp 14.481/US$).
Komisaris Utama Humpuss Intermoda Theo Lekatompessy mengatakan pembagian dividen tahun ini tidak dalam jumlah besar, sebab perusahaan membutuhkan dana investasi yang cukup tinggi di tahun 2019.
Tahun ini, HITS berencana untuk membeli empat unit kapal baru untuk mendukung bisnis distribusi liquefied natural gas (LNG) yang awalnya hanya berfokus di pengangkutan.
Perusahaan tampaknya benar-benar ingin mengembangkan lini usaha LNG, karena di tahun 2018 pendapatan dari penyewaan kapal untuk mengangkut LNG tumbuh pesat 23,59% YoY menjadi US$ 36,5 juta.
Untuk menyokong niat ekspansi tersebut, HITS menganggarkan capex atau belanda modal hingga US$ 82 juta atau sekitar Rp 1,18 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp 1 triliun akan diperoleh dengan penerbitan obligasi. Tahap pertama penerbitan obligasi direncanakan pada akhir semester I-2019. Saat ini pihaknya masih menunggu proses pemeringkatan dari Fitch Ratings.
Lebih lanjut, peningkatan harga saham HITS juga didorong ekspektasi investor akan capaian laba yang lebih baik lagi di tahun 2019.
Pasalnya, Theo memproyeksikan HITS akan mampu memperoleh pendapatan di angka US$ 90 juta-US$ 100 juta, naik dari pendapatan tahun lalu yang senilai US$ 81,80 juta.
Pendapatan tersebut salah satunya akan disumbangkan dari bisnis distribusi LNG yang akan diumumkan di tahun ini dengan ekspektasi perolehan kontrak senilai US$ 35 juta-US$ 40 juta.
Walaupun demikian, pelaku pasar harus waspada bahwa besar kemungkinan harga saham HITS tidak akan terus mencatatkan reli. Alasannya, jika dilihat dari historis pergerakan sahamnya, setiap kali harga saham HITS naik signifikan, maka dalam waktu dekat akan langsung terkoreksi.
Terlebih lagi, price-earning-ratio/PER perusahaan berada di angka 26,33 kali, sedangkan PER industri transportasi ada di kisaran 9,91 kali. Ini artinya dengan harga saat ini, emiten HITS terbilang cukup mahal.
Sebagai informasi PER adalah salah satu bentuk analisis fundamental perusahaan dengan cara membagi harga saham saat ini dengan keuntungan tahunan per saham.
Jadi PER dapat menggambarkan juga ekspektasi investor terhadap return (perolehan) emiten. PER emiten dikatakan tinggi (overvalued) jika nilainya lebih besar dibanding PER industri, dan sebaliknya untuk PER rendah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas)
http://bit.ly/2VoubT5
April 05, 2019 at 10:02PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Saham HITS Tiba-tiba Melonjak 7%, Apa Pemicunya?"
Post a Comment