Saham dengan kode ADRO tercatat terkoreksi 1,15% ke level Rp 1.290/unit. Volume perdagangan saham tercatat sebanyak 25 juta saham senilai Rp 32,33 miliar.
Hari ini, harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman April ditutup menguat 0,06% di posisi US$ 84,65/metrik ton pada perdagangan Rabu (24/4/2019). Ini merupakan kelanjutan penguatan yang terjadi kemarin sebesar 0,18%/
Selama sepekan harga batu bara sudah naik 0,24% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun masih membukukan pelemahan 17,05%.
Pasokan batu bara di China yang semakin ketat masih terus memberi dorongan pada pergerakan harga. Namun perlambatan ekonomi dunia juga memberi tekanan, sehingga pergerakan harga batu bara masih cenderung terbatas pada level yang rendah.
Produksi batu bara di China masih mendapat hambatan akibat aturan keselamatan yang semakin ketat, seperti yang terjadi di provinsi Shaanxi dan Mongolia Dalam.
Kecelakaan yang terjadi di salah satu tambang batu bara Shaanxi pada Januari 2019 bahkan sempat membuat pemerintah setempat menutup sementara beberapa tambang untuk melakukan pemeriksaan standar keselamatan.
Wajar saja karena kecelakaan tersebut menewaskan 21 orang pekerja, dan bukan yang pertama kalinya. Sepanjang 2017, ada 375 orang meninggal akibat kecelakaan di tambang batu bara.
Alhasil peraturan sekarang semakin ketat, dengan memberlakukan sistem kuota untuk produksi dan penjualan batu bara.
Sebagai informasi, perseroan hingga saat ini belum menyampaikan laporan keuangan kuartal I-2019.
Kendati harga saham ADRO terkoreksi pada perdagangan hari ini, asing tercatat masih melakukan beli bersih atas saham ini. Nilai net buy investor asing pada saham ADRO tercatat sebesar Rp 2,06 miliar. (hps/wed)
http://bit.ly/2DvkWcM
April 25, 2019 at 11:44PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Saham Adaro Tertekan Saat Harga Batu Bara Naik"
Post a Comment