
Dalam Asian Development Outlook (ADO) 2019 yang dirilis Rabu (3/4/2019), ADB memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh 5,2% di tahun ini. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan target pemerintah sebesar 5,4% dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.
Proyeksi pertumbuhan itu stagnan bila dibandingkan capaian tahun lalu. Di 2020, Indonesia diperkirakan akan mampu tumbuh lebih tinggi sebesar 5,3%.
"Kuatnya konsumsi, yang didorong oleh kenaikan pendapatan, inflasi yang stabil, dan tingginya remitansi mendukung pertumbuhan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, sebagaimana investasi asing di Kamboja dan Vietnam serta proyek infrastruktur besar di negara-negara lain," dikutip dari riset ADB, Kamis.
Secara keseluruhan, ADB memperkirakan wilayah Asia Tenggara hanya akan tumbuh 4,9% tahun ini dari 5,1% tahun lalu. Di 2020, wilayah ini diperkirakan mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5%.
"Separuh dari 10 negara di wilayah ini pertumbuhannya diperkirakan melambat tahun ini, sementara Indonesia dan Lao akan stagnan, dan Brunei Darussalam, Myanmar, dan Filipina akan mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi," tulis ADB.
"Dengan melemahnya pertumbuhan global, melambatnya perdagangan, dan rendahnya harga komoditas, prospek ekspor akan terus meredup di negara-negara yang ekonominya sangat bergantung pada perdagangan ini," menurut ADB.
Lembaga internasional yang berbasis di Manila, Filipina, itu memperkirakan wilayah Asia berkembang akan tumbuh 5,7% di 2019, lebih rendah dari capaian 5,9% di 2018, dan 5,6% di 2020.
Perseteruan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi risiko utama proyeksi ekonomi wilayah ini sementara perundingan yang berlarut-larut menambah panjang ketidakpastian, tulis ADB.
Saksikan saran ADB agar ekonomi Indonesia tumbuh 7% berikut ini.
(dru)
https://ift.tt/2CWAkii
April 04, 2019 at 08:05PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Proyeksi ADB: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stagnan di 2019!"
Post a Comment