Search

Pelaku Pasar Defensif, Bursa Saham Asia Kompak Jatuh

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan hari ini, Kamis (25/4/2019) di zona merah. Indeks Shanghai jatuh 2,43%, indeks Hang Seng amblas 0,86%, indeks Straits Times koreksi 0,36%, dan indeks Kospi terjun 0,48%.

Perang dagang menjadi salah satu faktor yang membuat bursa saham Benua Kuning terkoreksi. Pelaku pasar memasang mode defensif sembari menantikan negosiasi dagang AS-China.

Pada 30 April mendatang, delegasi AS akan bertandang ke Beijing guna menggelar negosiasi dagang lanjutan dengan China.


Dalam pernyataan tertulisnya yang dirilis Selasa (23/4/2019) malam waktu setempat atau Rabu (23/4/2019) pagi waktu Indonesia, Gedung Putih mengatakan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan memimpin delegasi AS.

Walaupun digelarnya negosiasi merupakan suatu pertanda yang baik, namun kesepakatan dagang belum tentu bisa dicapai. Dalam pertemuan pekan depan, isu-isu krusial seperti pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa akan kembali dibahas.

Kemudian, ribut-ribut AS dengan Uni Eropa di bidang perdagangan masih membebani kinerja bursa saham regional.

Melalui sebuah cuitan di Twitter, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan kegeramannya kepada Uni Eropa seiring dengan anjloknya laba bersih pabrikan motor Harley Davidson pada kuartal-I 2019 yang nyaris mencapai 27%.

Perang Dagang Hingga Data Ekonomi Bawa Bursa Saham Asia JatuhFoto: Donald Trump soal Harley/Twitter

Harley Davidson mengatakan bahwa menurunnya permintaan, biaya impor bahan baku yang lebih tinggi (karena bea masuk yang dikenakan AS), dan bea masuk yang dikenakan Uni Eropa terhadap produk perusahaan merupakan 3 faktor utama yang membebani bottom line mereka.

"Sangat tidak adil bagi AS. Kami akan membalas!" tegas Trump pada tanggal 23 April.

Terakhir, rilis data ekonomi yang mengecewakan ikut memantik aksi jual di bursa saham Asia.

Pada hari ini, pembacaan awal atas angka pertumbuhan ekonomi Korea Selatan periode kuartal-I 2019 diumumkan di level 1,8% YoY, jauh lebih rendah ketimbang konsensus yang sebesar 2,5% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2XIHpuI

April 26, 2019 at 12:54AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pelaku Pasar Defensif, Bursa Saham Asia Kompak Jatuh"

Post a Comment

Powered by Blogger.