
Realisasi ini lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, yang memperkirakan neraca perdagangan defisit US$ 217 juta. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters juga meramal neraca perdagangan bakal defisit US$ 180 juta. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatat suplus dalam 2 bulan beruntun. Pada Februari, surplus neraca perdagangan adalah US$ 330 juta. Jadi benar apa yang dibocorkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam debat capres-cawapres akhir pekan lalu, Jokowi yang juga capres nomor urut 01 mengungkapkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada kuartal I-2019 lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya.
Transaksi berjalan adalah neraca yang menggambarkan devisa yang masuk dan keluar dari ekspor-impor barang dan jasa, salah satu komponennya adalah neraca perdagangan.
Jika defisit transaksi berjalan membaik, maka sudah bisa dipastikan neraca perdagangan pun positif dan itu benar-benar terjadi pada Maret. Memang surplusnya tidak sebaik Februari, tetapi tidak ada defisit.
Saat ada perbaikan di transaksi berjalan, maka rupiah akan memiliki fondasi yang lebih kuat. Jadi data neraca perdagangan hari ini sepertinya mendapat apresiasi dari pelaku pasar, sehingga rupiah mantap berjalan di jalur hijau. Tidak sekadar menguat, rupiah pun masih menjadi mata uang terbaik di Asia. Dalam hal terapresiasi di hadapan dolar AS, tidak ada mata uang utama Benua Kuning yang sebaik rupiah. Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 11:37 WIB:TIM RISET CNBC INDONESIA
http://bit.ly/2X5WENY
April 15, 2019 at 06:49PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Neraca Dagang Surplus, Rupiah Kian Mantap di Puncak Klasemen"
Post a Comment