Pada pemilu 2019, akan dipilih sepasang presiden dan wakil presiden, 575 anggota DPR RI, 136 anggota DPD, 2.207 anggota DPR Provinsi, dan 17.610 anggota DPRD Kota/Kabupaten.
Pasar saham tentu menjadi salah satu hal yang terpengaruh oleh gelaran pesta politik.
Lantas, bagaimana kinerja pasar saham tanah air di tahun pemilu?
Ternyata, pasar saham dan tahun pemilu merupakan 2 sejoli yang begitu mesra ketika disandingkan bersama. Dalam 3 tahun pemilu terakhir (2004, 2009, dan 2014), IHSG membukukan imbal hasil yang sangat-sangat impresif.
Pada tahun 2004, IHSG melejit hingga 44,6%. Kala itu, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Muhammad Jusuf Kalla memenangkan pertarungan melawan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi.
Pada tahun 2009, IHSG meroket hingga 87%. Pada pertarungan tahun 2009, SBY berhasil mempertahankan posisi RI-1, namun dengan wakil yang berbeda. Ia didampingi oleh Boediono yang sebelumnya menjabat Gubernur Bank Indonesia (BI). SBY-Boediono berhasil mengalahkan 2 pasangan calon yakni Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla-Wiranto.
Beralih ke tahun 2014, mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berhasil menempati tahta kepemimpinan tertinggi di Indonesia dengan menggandeng Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Pada saat itu, IHSG melejit 22,3%. (ank/dru)
http://bit.ly/2I4z4NU
April 07, 2019 at 10:48PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi Vs Prabowo, Mana yang Baik untuk Pasar Saham?"
Post a Comment