
Namun Pak Jokowi, kalau dibandingkan dengan kuartal I-2018 defisit transaksi berjalan sebenarnya naik. Kala itu, defisit transaksi berjalan adalah US$ 5,34 miliar atau 2,07% PDB. Intinya adalah, hantu defisit transaksi berjalan belum bisa diberantas. Dia masih mengganggu, dan dampak gangguannya merambat ke mana-mana. Transaksi berjalan adalah neraca yang menggambarkan devisa yang masuk dan keluar dari ekspor-impor barang dan jasa. Sumber devisa dari sektor perdagangan ini lebih bertahan lama, tidak gampang keluar-masuk seperti dari kamar sebelah yaitu investasi portofolio di sektor keuangan alias hot money. Oleh karena itu, transaksi berjalan menjadi fondasi yang sangat penting bagi stabilitas nilai tukar mata uang. Kalau transaksi berjalan masih defisit, nilai tukar mata uang menjadi cenderung fluktuatif karena menggantungkan nasib dari hot money yang bisa datang dan pergi dalam hitungan detik. Itu lah yang terjadi kepada rupiah. Sejak Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan pada akhir 2011, rupiah cenderung melemah.
Jika pada awal 2011 dolar AS masih dihargai sekitar Rp 9.000, akhir pekan lalu dibanderol Rp 14.090. Pelemahannya mencapai 56,5%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2) (aji/prm)
http://bit.ly/2KCtQvd
April 14, 2019 at 02:04PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi Sudah Panggil 'Ghostbusters', Hantu CAD Enggan Pergi"
Post a Comment