Pabrik bir, hotel, peritel, restoran, dan operator kereta api diharapkan mendapat keuntungan dari libur panjang yang berlangsung dari 27 April hingga 6 Mei itu.
Agen perjalanan JTB Corp bahkan mengatakan sebanyak 24,7 juta orang atau sekitar seperlima populasi negara itu diperkirakan akan bepergian selama masa libur panjang tersebut. Angka ini merupakan rekor terbanyak menurut agen tersebut. Namun, mayoritas penduduk Jepang akan bepergian di dalam negeri.
"Jepang sedang dalam suasana yang meriah, ada era kekaisaran baru dimulai dan ada libur selama 10 hari," kata Yoshiie Horii, juru bicara Asahi Group, dilansir dari Reuters.
"Kami pikir liburan ini akan memacu belanja konsumen," tambah perusahaan yang meningkatkan produksi beberapa merek birnya sebesar 5%-10% menjelang liburan itu.
Jepang dikenal memiliki hari libur nasional panjang setiap tahunnya di sekitar waktu ini, yang dijuluki "Golden Week". Tapi tahun ini, pihak berwenang memberi negaranya libur panjang untuk merayakan suksesi kekaisaran.
Setelah memerintah selama 31 tahun, Kaisar Akihito akan turun tahta pada 30 April dan digantikan oleh putranya Naruhito pada hari berikutnya.
Masyarakat Jepang telah membuat rencana perjalanan sejak berbulan-bulan sebelumnya. Hal ini menciptakan persaingan ketat di antara mereka untuk dapat berlibur di destinasi liburan populer seperti Hawaii dan Eropa.
Malansir Reuters, keluarga Akiko Nishikata telah mencoba memesan paket wisata ke Hawaii pada bulan November untuk liburan selama masa Golden Week, tetapi mereka diberi tahu bahwa tiket telah terjual habis.
"Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk melakukan perjalanan panjang, jadi kami kecewa," kata Nishikata. Sebagai gantinya, mereka akan melakukan perjalanan ke Hokkaido di utara atau Kyushu di selatan Jepang.
Konsumen Jepang juga diperkirakan akan menghabiskan banyak uang untuk berbelanja selama masa liburan ini.
![]() |
Untuk menandai era baru itu, department store di Tokyo bahkan telah berencana untuk menjual barang khusus untuk event itu dalam jumlah terbatas pada 1 Mei, termasuk permen tradisional dengan tulisan "Hello, Reiwa" di atasnya dan permen yang ditaburi bubuk emas. Reiwa adalah nama periode baru yang akan dimulai saat kaisar baru bertakhta.
Kenaikan pajak
Liburan panjang itu diperkirakan akan mendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua dan memberi alasan lain kepada pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe untuk melanjutkan kenaikan pajak penjualan yang direncanakan pada Oktober, kata Hideo Kumano, kepala ekonom di Dai-ichi Life Research Institute.
Kumano memperkirakan bahwa pengeluaran untuk perjalanan domestik akan melonjak hampir 30% dari tahun lalu menjadi 1,48 triliun yen (Rp 185,8 triliun).
"Pada bulan Maret, ada banyak pembicaraan tentang resesi, tetapi itu benar-benar menghilang dengan desas-desus dari pengumuman Reiwa pada 1 April," katanya. "1 Mei akan lebih besar."
Pengeluaran konsumen secara keseluruhan selama 10 hari diperkirakan naik 7,6% dibandingkan dengan tahun lalu dan berkontribusi seperempat poin persentase terhadap PDB, kata Koya Miyamae, ekonom senior di SMBC Nikko Securities.
![]() |
Tetapi analis lain memperingatkan bahwa kenaikan mungkin akan langsung diikuti oleh penurunan konsumsi sehingga tidak ada dampak jangka panjang.
"Peningkatan belanja, jika ada, akan sementara saja," kata Masaki Kuwahara, ekonom senior di Nomura Securities.
Namun, produsen umumnya tidak memperkirakan liburan yang lebih lama akan memiliki dampak besar. Toyota, misalnya, mengatakan pabriknya biasanya ditutup selama sembilan hari selama Golden Week, dan akan melakukan hal yang sama tahun ini.
Perusahaan sistem komputer dan bisnis lain mungkin mengalami penurunan penjualan karena kehilangan hari kerja, tetapi survei Reuters terhadap sekitar 220 perusahaan menunjukkan bahwa hampir setengahnya tidak memprediksi bahwa liburan panjang akan memengaruhi bisnis mereka.
Sekitar 28% perusahaan memperkirakan akan ada penurunan produksi atau penjualan, dan hanya seperempat dari mereka memproyeksikan akan ada kenaikan produksi.
Pelaku pasar cemas
Rumah sakit akan bergantian jam operasional selama liburan, seperti yang biasa terjadi selama liburan. Penduduk Jepang dapat mengunjungi situs web untuk melihat rumah sakit mana yang melayani pasien, dan menemukan informasi lebih rinci.
Sementara itu, para pelaku pasar keuangan khawatir bahwa penutupan pasar 10 hari dapat menyebabkan gangguan dan membuat yen bergejolak.
Laporan data pekerjaan Amerika Serikat (AS) dan beberapa peristiwa penting lainnya akan tetap berlangsung ketika pasar ditutup, kata Shogo Maekawa, ahli strategi pasar global di JPMorgan Asset Management.
"Ini adalah sebuah risiko bahwa kita tidak dapat berdagang selama 10 hari bahkan jika sesuatu yang tidak stabil terjadi di pasar luar negeri," katanya. (prm)
http://bit.ly/2KWcDgk
April 24, 2019 at 12:57AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jepang Akan Libur Panjang 10 Hari, Ini Manfaat dan Mudaratnya"
Post a Comment