Search

Harapan 'The New Muamalat' dan Gebrakan Ilham Habibie

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib PT Bank Muamalat tak lama akan tertolong dengan kehadiran Al Falah Investments Pte Limited, perusahaan yang salah satunya didirikan oleh Ilham Akbar Habibie, putra pertama Presiden Indonesia ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie.

Ilham akan mengakuisisi 50,3% saham Bank Muamalat melalui kendaraan investasi tersebut.

Al Falah akan mengambil bagian sekitar 77,1% dari keseluruhan saham baru yang akan diterbitkan oleh Bank Muamalat senilai Rp 2,2 triliun dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) melalui pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso berharap dengan akuisisi ini permodalan bank syariah tertua di RI itu bisa lebih kuat.

"Mudah-mudahan lancar sehingga banyak investor. Sehingga bank ini punya ruang gerak yang besar lagi karena punya permodalan kuat," kata Wimboh dalam Konferensi Pers Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), pekan lalu.

Dengan likuiditas yang membaik, Bank Muamalat juga diharapkanbisa banyak memberikan pinjaman (lending) kepada nasabah sebagai bank umat yang sumber dananya berbasis dana ritel.

Wimboh menambahkan, Bank Muamalat dalam waktu dekat akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam RUPS tersebut, lanjutnya, ada proses deklarasi mengenai siapa yang akan menjadi investor.

"Bank umat berbasis sumber dana ritel yang cukup kuat sehingga dengan adanya RUPS ini [Bank Muamalat] akan punya permodalan yang kuat sehingga memiliki lending yang lebih kuat." pungkasnya.

Dia menyampaikan bahwa OJK menyampaikan saat ini belum menerima pengajuan skema dari Al Falah terkait proses akuisisi Bank Muamalat.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK, Slamet Edi Purnomo, menyatakan Al Falah saat ini menaruh dana escrow (rekening bersama) guna memperkuat modal Bank Muamalat.

Harapan 'The New Muamalat' dan Ilham HabibieFoto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

"Belum ada skema yang diajukan. Saat ini Al Falah mau taruh dana escrow untuk rencana penguatan modal bank secara bertahap," kata Slamet Edi kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/4/2019).

Menurut Slamet Edi, Al Falah bisa saja mengambilalih Bank Muamlat selama memenuhi aturan. Syarat berikutnya, Al Falah harus membawa dana yang cukup untuk pengembangan bisnis Bank Muamalat.

"Al Falah mau masuk ke Muamalat kan enggak masalah sepanjang memenuhi aturan dan membawa dana yang cukup untuk mendukung pengembangan bisnis bank. Harus ada dana segar yang cukup," tambah Slamet.

Sejauh ini, kata Slamet, baru Al Falah saja yang mengajukan keinginan mengambilalih Bank Muamalat. Awal tahun lalu, PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) gagal bersatu dengan Bank Muamalat lantaran berakhirnya perjanjian jual beli bersyarat atau conditional share subscription agreement (CSSA).

Al Falah yang bergerak di sektor perbankan dan keuangan dimiliki dan didirikan Ilham Akbar Habibie dan CP5 Hold Co 2 Limited, perusahaan investasi yang secara tidak langsung dimiliki 100% oleh dana yang dikelola oleh SSG Capital Management Limited (SSG) untuk tujuan berinvestasi di Bank Muamalat.

SSG adalah perusahaan pengelola aset alternatif dengan aset/dana kelolaan mencapai lebih dari US$ 5 miliar. Berdasarkan prospektus, SSG disebut sebagai perusahaan yang berpengalaman dalam melakukan investasi untuk memperbaiki kondisi perusahaan maupun melakukan investasi di lembaga keuangan.

Saat ini, Al Falah sedang dalam proses perubahan komposisi pemegang saham di mana Ilham Habibie akan memiliki sekitar 51% saham Al Falah. Sementara, CP5 akan memiliki sekitar 49% saham Al Falah. Al Falah memiliki kapitalisasi keseluruhan sekitar US$ 121 juta setara Rp 1,7 triliun.

Dalam prospektus dijelaskan, Al Falah juga bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer) bila pemegang saham lain tidak mengeksekusi haknya dalam rights issue tersebut.

Setelah diselesaikannya rencana akuisisi maka Ilham Habibie dan SSG akan secara bersama-sama mengendalikan Bank Muamalat.
Dengan asumsi pemegang saham minoritas melaksanakan HMETD pada rights issue, maka struktur kepemilikan saham Bank Muamalat yang mencakup saham Seri A dan Seri B setelah rights issue mengalami perubahan.

Kepemilikan saham Islamic Development Bank di Bank Muamalat yang tadinya sebesar 32,7% akan berkurang menjadi 11,4%. Begitu juga dengan kepemilikan saham oleh Boubyan Bank yang semula 22,0% berkurang menjadi hanya 7,7%. Atwill Holdings Limited yang memiliki 17,9% saham Bank Muamalat berkurang kepemilikannya menjadi 6,2%.

Selain itu, National Bank of Kuwait yang memegang 8,5% saham Bank Muamalat berkurang menjadi 2,9%. Serupa, 3,5% saham IDF Investment Foundation berkurang menjadi 1,2%. Begitu juga dengan BMF Holdings Limited yang hanya akan memiliki 1,0% saham dari awalnya memiliki 2,8% saham Bank Muamalat.

Al Falah kemudian akan menggeser kepemilikan mayoritas yang semula dipegang Islamic Development Bank. Al Falah akan menguasai 50,3% saham Bank Muamalat dengan jumlah saham 14.749.759.583 saham.

Bila terdapat pembeli siaga maka saham akan diberikan kepada standby buyer tersebut sebanyak 2.602.898.750 atau 8,9%. Sementara, pemegang saham minoritas yang saat ini memegang 12,6% saham Bank Muamalat akan memegang 10,5% saham.

(tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2vqYFs2

April 29, 2019 at 04:03PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harapan 'The New Muamalat' dan Gebrakan Ilham Habibie"

Post a Comment

Powered by Blogger.