Hal tersebut dikemukakan JK saat menyampaikan pandangan dalam pertemuan Roundtable Belt and Road Forum (BRF) edisi II di Ji Xian Hall, International Convention Center, Beijing, China.
![]() |
"Diskriminasi ini harus dilawan," tegas JK melalui keterangan resmi yang diteirma CNBC Indonesia, Minggu (28/4/2019).
JK mengemukakan, Indonesia merupakan salah satu produsen sawit terbesar di dunia. Setidaknya, hampir 16 juta orang terlbat dalam perkebunan industri kelapa sawit.
Namun, sektor andalan ini justru mendapatkan diskriminasi dari sejumlah negara, terutama negara Eropa. Bahkan, JK melihat diskriminasi tersebut mengatasnamakan program Sustainable Development Goals (SDG's).
"Perlakuan diskriminatif ini diterapkan dengan mengatasnamakan isu keberlanjutan kepala sawit. Pada saat yang sama, sustainability ini telah menjadi perhatian dari negara produsen sejak lama," katanya.
"Diskriminasi ini terus dijalankan, dan tentu akan berpengaruh pada pencapaian SDG's Indonesia," tegas Wapres.
![]() |
Menurut JK, dalam upaya mencapai target-target SDG's, dibutuhkan sinergi antar pemangku kepentingan terkait dalam bekerja sama. Jika dilakukan sendiri-sendiri, maka mustahil target SDG's tercapai.
"Kerja sama ini harus bersifat national-driven, bukan donor atau loan giver driven," katanya.
JK memandang, kerja sama Belt and Road harus mampu memberikan keuntungan secara merata. "Dunia akan melihat dan mencatat apakah janji kerja sama Belt and Road benar-benar membawa keuntungan," ungkap JK.
(gus)
http://bit.ly/2UZIoK8
April 28, 2019 at 11:59PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Di China, JK Curhat Soal Diskriminasi CPO RI oleh Eropa"
Post a Comment