"Ada berbagai tantangan bagi dunia terkait bagaimana Anda menjalankan proyek yang transparan dan berkualitas tinggi, di mana utangnya juga transparan," ujarnya kepada Sara Eisen dari CNBC International.
"China bergerak sangat cepat sehingga di beberapa bagian dunia ada terlalu banyak utang. Itu adalah sesuatu yang bisa kita bahas dengan China," tambahnya.
China telah meminjamkan triliunan dolar kepada negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS). Hingga Januari, China memegang obligasi negara AS senilai US$1,12 triliun, menurut data Departemen Keuangan AS.
Malpass telah lama mengkritik upaya China menggelontorkan utang di bawah program infrastruktur One Belt, One Road. Tahun lalu, ia mengatakan pinjaman-pinjaman itu membuat berbagai negara menjadi lemah akibat utang yang berlebihan dan proyek berkualitas rendah, dilansir dari CNBC International.
![]() |
Hari Kamis, Malpass mengindikasikan bahwa China bersedia menurunkan laju upaya-upaya tersebut dan mengatakan "Mereka ingin hubungan yang lebih baik dengan negara-negara lain dan menjadi bagian sistem dunia. Saya berharap bisa sukses di bagian itu dan membangun hubungan baik dengan China."
Malpass juga mengkritik China karena mengambil pinjaman berbunga rendah dari Bank Dunia meski menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di Bumi. China telah melampaui ambang batas pendapatan untuk pinjaman berbunga rendah dari Bank Dunia di 2016.
"China menyadari perannya sebagai peminjam di Bank Dunia harus dikurangi," ujar pria yang dipiih Presiden Donald Trump untuk jadi bos WB itu. Ia juga mengatakan nilai utang China mulai menurun dan berharap hal itu berlanjut hingga tiga tahun ke depan.
Malpass dipilih menduduki jabatan presiden Bank Dunia Jumat pekan lalu. Sebelumnya, ia bekerja sebagai wakil menteri bidang hubungan internasional di Departemen Keuangan AS.
Saksikan video mengenai penunjukan Malpass sebagai presiden Bank Dunia berikut ini.
(prm)
http://bit.ly/2P5G26a
April 12, 2019 at 02:08PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bos Baru World Bank Sebut China Bikin Dunia Kebanyakan Utang"
Post a Comment