Search

Tiga Klub Bola RI Siap IPO, KRAS Bakal Spin Off Anak Usaha

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (17/6/2019), dengan pelemahan 0,96% ke level 6.190,53.

Laju IHSG berkebalikan kala sebagian besar bursa saham di Asia justru menguat: indeks Nikkei naik 0,03%, indeks Shanghai naik 0,2%, dan indeks Hang Seng naik 0,4%. Sedangkan, indeks Straits Times dan indeks Kospi ditransaksikan melemah masing-masing sebesar 0,37% dan 0,22%.


Simak kabar-kabar emiten yang beredar kemarin sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia sebelum perdagangan Selasa (17/6/2019) dibuka.

1. Arema, Persib & Persija Bakal Susul Bali United Masuk BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan tengah dalam pembicaraan dengan tiga klub sepak bola di Indonesia yang tertarik untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal Tanah Air setelah Bali United resmi tercatat.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan minat 'merumput' klub sepak bola di bursa ini muncul setelah melantainya Bali United atau PT Bali Bintang Sejahtera Tbk dengan kode saham BOLA.


Tiga klub sepak bola lainnya yang juga memiliki rencana untuk melakukan pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO) adalah Arema Malang, Persib Bandung dan Persija Jakarta.

Menurut dia, minat IPO dari klub sepak bola ini mulai meningkat ketika proses pencatatan Bali United yang dianggap menjadi tolak ukur bagi industri yang serupa.

2. Belum Deal, Vivendi Tak Jadi Akuisisi Perusahaan Hary Tanoe?
Rencana perusahaan media milik taipan Hary Tanoesudibjo, PT MNC Vision Networks (MVN) diguyur oleh perusahaan asal Perancis Vivendi tampaknya masih tersendat. Pasalnya, setelah optimis investasi ini rampung pada Maret lalu ternyata hingga saat ini belum ada kesepakatan antara keduanya.

Direktur Keuangan MVN Anthony Chandra Kartawiria mengatakan saat ini perusahaan belum memiliki kesepakatan dengn investor manapun, termasuk Vivendi. Namun, pembicaraan masih terus berlangsung dengan empat calon investor, termasuk Vivendi mengenai rencana investasi tersebut.

"Vivendi belum jadi masuk tapi sekarang masih dalam tahap pembicaraan, bukan dengan dia saja karena ada beberapa calon investor yang belum bisa di-disclose. Jadi belum ada deal apa-apa, masuknya nanti baru setelah IPO," kata Anthony di MNC Tower, Jakarta, Senin (17/6/2019).

3. Bayar Utang, Krakatau Siap Spin-Off & Divestasi Anak Usaha
Emiten produsen baja PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berencana melakukan spin-off atau pemisahan anak perusahaan. Strategi itu dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi utang Krakatau Steel kepada sejumlah kreditor.

Direktur Utama Krakau Steel, Silmy Karim mengatakan, saat ini kajian mengenai spin-off anak usahanya tengah dilakukan. Tujuan spin-off tersebut kata Silmy agar anak usaha Krakatau Steel lebih efisien dan lebih meningkatkan produktivitas. Ditargetkan, spin-off akan dieksekusi dalam 2 bulan ke depan.


Silmy merinci, setidaknya ada tiga lini bisnis anak perusahaan yang siap untuk spin-off, yaitu di bisnis iron still making, long product, hot strip mill dan rolling mill.

"Kami akan melakukan spin-off atas pabrik pabrik yang saat ini masih nempel di induk," kata Silmy Karim, saat ditemui di Gedung Karakatau Steel, Jakarta, Senin (17/6/2019).

4. J Resources Rilis Obligasi Rp 500 M, Tawarkan Kupon 10-11%
Emiten pertambangan emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) menerbitkan surat utang atau obligasi senilai Rp 500 miliar. Tingkat bunga yang ditawarkan di kisaran 10%-11% dengan tenor 3 tahun.

Direktur J Resources William Sunarta mengatakan seluruh dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan digunakan untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) atas Medium Term Notes (MTN), surat utang jangka menengah, yang akan jatuh tempo pada 2020-2021.

"Dana dari obligasi ini akan digunakan untuk refinancing MTN yang jatuh tempo mulai Mei 2020 sampai Februari 2021," kata William di Ritz Carlton, Jakarta, Senin (17/6).

Selain untuk melakukan refinancing, sisa dana dari obligasi ini lainnya akan digunakan untuk memenuhi modal kerja operasional PSAB, seperti pembayaran konsultan namun tak terbatas pada bidang geologi, geotag dan metalurgi, operasional pembayaran karyawan dan pemasok serta pembayaran bunga.

5. Terus Akuisisi, Saham BCA Sudah Diborong Asing Rp 1,3 T
Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menguat kendati tipis pada perdagangan sesi I Senin (17/6/2019). Namun, saham BBCA berada di urutan pertama daftar saham dengan pembelian asing (net buy) terbesar hari ini.

Data perdagangan menunjukkan, saham BBCA dibeli asing mencapai Rp 73,09 miliar pada sesi I, dengan nilai transaksi Rp 115,72 miliar dan volume perdagangan 3,98 juta saham. Harga sahamnya hanya naik tipis 0,09% di level Rp 29.025/saham pada sesi I ini.

Pekan lalu, saham BBCA dibeli asing mencapai Rp 399 miliar di semua pasar, sementara sejak awal tahun hingga Senin ini (year to date) tercatat net buy mencapai Rp 1,34 triliun di semua pasar dengan kapitalisasi pasar Rp 715,61 triliun, market cap terbesar di Bursa Efek Indonesia. (prm)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2RldoyZ

June 18, 2019 at 03:18PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Tiga Klub Bola RI Siap IPO, KRAS Bakal Spin Off Anak Usaha"

Post a Comment

Powered by Blogger.