Search

Setelah 8 Hari Bersinar, Kilau Harga Emas Akhirnya Meredup

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global akhirnya terkoreksi untuk pertama kalinya setelah menguat selama 8 hari beruntun.

Pada perdagangan Senin ini (10/6/2019) pukul 08:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melemah 0,68% ke posisi US$ 1.336,9/troy ounce.

Adapun harga emas di pasar spot juga terkoreksi 0,62% menjadi US$ 1.332,51/troy ounce.

Pekan lalu, harga emas COMEX dan Spot masing-masing mampu menguat hingga 2,67% dan 2,73% secara point-to point.


Proyeksi ekonomi global yang semakin suram bahkan sempat melontarkan harga emas hingga menembus level US$ 1.340/troy ounce.

Pekan lalu, Bank Dunia (World Bank) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2019 menjadi tinggal 2,6%. Angka proyeksi tersebut lebih rendah 0,3 poin persentase dibandingkan proyeksi pada bulan Januari.

Hal tersebut tentu saja akan membuat risiko investasi kian meningkat. Alhasil pelaku pasar semakin gencar memburu emas karena sifatnya yang sebagai pelindung nilai (hedging). Maklum, fluktuasi harga emas relatif lebih kecil dibanding instrumen-instrumen berisiko.

Tidak hanya itu, Bank Dunia juga memproyeksikan perekonomian Amerika Serikat (AS) hanya akan tumbuh 2,5% tahun ini, dan makin melambat hingga 1,7% tahun 2020.

Suramnya ramalan pertumbuhan ekonomi AS tampaknya juga membuat bank sentral, The Fed agak goyah. Pada hari Selasa (4/6/2019), Gubernur The Fed, Jerome Powell memberi sinyal pemangkasan suku bunga dengan mengubah standar referensi dari 'sabar', menjadi 'tindakan yang sesuai'.

"Kami memantau dengan ketat dampak dari berbagai perkembangan ini terhadap proyeksi perekonomian AS dan, selalu, kami akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi), dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang ada di sekitar target simetris 2% kami," ujar Powell.

Setelah 8 Hari Menguat, Akhirnya Harga Emas TerkoreksiFoto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell

Bila suku bunga acuan AS benar-benar turun tahun ini, maka dolar akan kehilangan pijakan dan rentan terhadap tekanan mata uang lain. Nilai tukar dolar pun berpotensi semakin rendah.

Nilai tukar dolar seringkali bergerak berlawanan arah dengan harga emas.

Kala ada potensi pelemahan kurs dolar, investor akan makin tergoda untuk mengoleksi emas. Pasalnya emas akan menjadi makin murah bagi pemegang mata uang lain saat dolar melemah.

Namun kini sentimen tersebut sudah mulai surut.

Apalagi pada akhir pekan lalu, Meksiko dikabarkan telah mencapai kesepakatan dengan AS. Pemerintahan Presiden Donald Trump akhirnya telah menunda pengenaan bea impor 5% terhadap produk-produk Meksiko. Setidaknya potensi perang dagang AS-Meksiko dapat sedikit diredam.

Hilangnya satu ancaman atas perekonomian global membuat investor mulai sedikit berani untuk masuk ke aset-aset yang lebih berisiko. Emas pun mulai kehilangan kilaunya. Selain itu, karena sudah naik cukup banyak, investor juga tergoda untuk melakukan aksi ambil untung.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(taa/tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2ZcS6X2

June 10, 2019 at 04:05PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Setelah 8 Hari Bersinar, Kilau Harga Emas Akhirnya Meredup"

Post a Comment

Powered by Blogger.