Data pasar menunjukkan indeks Straits Times dibuka terkoreksi 0,38% ke level 3.308,71 poin, dimana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 7 mencatatkan kenaikan harga, 17 saham melemah, dan 6 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Sepanjang pekan lalu, bursa saham utama Negeri Singa mencatatkan reli 4 hari berturut-turut dan menguat hingga 3,05% dan berhasil ditutup di level 3.321,4 poin. Dengan penguatan yang cukup besar, wajar saja jika pelaku pasar melakukan aksi ambil untung (profit taking).
Di lain pihak, ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran masih membayangi pasar keuangan global setelah minggu lalu Teheran menembak jatuh pesawat tak berawak (drone) milik AS yang melanggar ruang udara Negeri Persia tersebut.
Sementara di lain pihak, Washington mengatakan bahwa pesawat tersebut beroperasi di wilayah udara internasional.
Lebih lanjut, pada Sabtu (22/6/2019), Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan mengenakan saksi berat yang baru terhadap Iran yang dimulai Senin, setelah sempat membatalkan serangan militer terhadap Teheran dengan pertimbangan jumlah korban jiwa yang akan timbul, dilansir CNBC International.
Di sisi lain, Trump mengatakan bahwa dirinya tetap terbuka untuk negosiasi dengan Iran bahkan 'tanpa syarat', dikutip dari wawancara dengan NBC, dilansir CNBC International.
"Saya pikir peluang konflik, dalam pandangan kami, setidaknya 50%. Konflik, bukan perang, tetapi konflik yang akan mengganggu pasokan," ujar Fereidun Fesharaki, Ketua Facts global Energi, di acara 'Squawk Box', dilansir CNBC International.
"Kita harus ingat bahwa Iran adalah negara adikuasa regional... Di satu sisi mereka akan menyerang balik, dan saya pikir kemungkinan ketegangan menjadi lebih besar sangat, sangat tinggi dalam waktu dekat," tambahnya.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data laju inflasi Singapura bulan Mei yang akan diumumkan pukul 12:00 WIB. Konsensus pasar memprediksi bahwa inflasi bulan lalu akan tumbuh 0,7% secara tahunan, sedikit lebih rendah dari inflasi April yang tumbuh 0,8% secara tahunan, dilansir Trading Economics.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
http://bit.ly/2IBGrf1
June 24, 2019 at 03:47PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS-Iran dan Profit Taking Picu Koreksi Bursa Singapura"
Post a Comment