"Sabar, kan sekarang masih ada pilpres sebentar lagi, biar saja sekarang tinggi-tinggi dulu enggak apa-apa," kata Luhut dalam sebuah acara bincang pagi bersama awak media di kantornya, Senin (8/4/2019).
 Foto: Coffee Morning with Menko Luhut. (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul) |
Sejauh ini, langkah pemerintah untuk mengontrol harga pesawat telah tertuang melalui kebijakan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Dengan kewenangan yang dimiliki, Menhub menerbitkan aturan baru.
Aturan tersebut tertuang dalam Permenhub Nomor 20 Tahun 2019 tentang Tata Cara dan Formulasi Perhitungan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang diteken pada 28 Maret lalu.
Selain itu, Menteri Perhubungan (Menhub) juga meneken aturan turunannya, yaitu Keputusan Menhub (Kepmen) Nomor 72 Tahun 2019 Tentang Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri, sehari setelahnya, 29 Maret 2019.
Bagi Luhut, dampak aturan itu tidak bisa dilihat dalam sekejap mata.
"Kan sekarang lagi diproses. Kita tunggu saja seperti apa," imbuh Luhut.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa salah satu yang membuat tiket pesawat masih mahal adalah tingginya biaya operasional. Bahan bakar, avtur, masih menjadi keluhan maskapai.
"Itu satu, tapi ada nanti kita lihatlah. Kita benchmark saja dengan negara-negara tetangga kita. Tapi low cost itu perlu. Balik lagi ini keseimbangan, jangan sampai pariwisata itu tidak tumbuh," pungkasnya.
Simak video terkait dampak mahalnya tiket pesawat di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
http://bit.ly/2VqiMSG
April 08, 2019 at 05:48PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tiket Pesawat Masih Mahal, Luhut: Enggak Apa-apa"
Post a Comment