Pernyataannya itu disampaikan untuk menghilangkan kritik bahwa rencana pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan perdagangan dan investasi tersebut telah menciptakan beban keuangan yang berat bagi beberapa negara.
Kebijakan yang diperjuangkan oleh Presiden China Xi Jinping itu telah menjadi kontroversi, dengan beberapa negara mitra mengeluhkan tingginya biaya proyek, meskipun China telah berulang kali mengatakan tidak berusaha menjebak siapa pun ke dalam jeratan utang.
Pemerintah Barat cenderung melihat inisiatif itu sebagai sarana untuk menyebarkan pengaruh China di luar negeri dengan membebani negara-negara miskin dengan utang yang tidak berkelanjutan.
Menteri Keuangan Liu Kun berbicara di forum untuk memulai pertemuan tiga hari Belt and Road di Beijing. Ia mengatakan China akan membangun kerangka kerja analisis tentang keberlanjutan utang untuk proyek-proyek Belt and Road untuk "mencegah dan menyelesaikan risiko utang".
Lembaga keuangan China, negara-negara yang terlibat dalam Belt and Road, dan lembaga internasional didorong untuk menggunakan kerangka kerja ini demi meningkatkan manajemen utang, kata Liu, mengutip Reuters.
Foto: Gubernur bank sentral China, Yi Gang, di acara Belt and Road Forum di Beijing, China, Kamis (25/4/2019). (Foto: REUTERS/Jason Lee)
|
Saat sebagian besar proyek-proyek Belt and Road terus berjalan sesuai rencana, namun beberapa di antaranya telah terkendala oleh perubahan dalam pemerintahan di beberapa negara seperti Malaysia dan Maladewa.
Beberapa proyek yang telah ditangguhkan karena alasan keuangan termasuk pembangkit listrik di Pakistan dan bandara di Sierra Leone. Beijing dalam beberapa bulan terakhir harus membantah berbagai kritik dengan mengatakan tidak ada satu negara pun yang dibebani dengan apa yang disebut "perangkap utang" ini.
Yi Gang, gubernur bank sentral China, mengatakan pada acara yang sama bahwa mata uang lokal akan digunakan untuk investasi terkait dengan rencana Belt and Road untuk mengurangi risiko nilai tukar.
China akan mengikuti prinsip-prinsip pasar dan mengandalkan dana komersial untuk pembiayaan Belt and Road, kata Yi. Ia juga menambahkan bahwa China akan meningkatkan transparansi untuk proyek-proyek tersebut.
"Kita harus memperkuat utang dan manajemen risiko. Kita harus secara objektif dan penuh memahami masalah utang negara-negara berkembang," tambahnya.
"Keputusan investasi harus ... mengendalikan risiko secara efektif dan sepenuhnya mempertimbangkan keseluruhan kapasitas utang suatu negara dan memastikan utang itu berkelanjutan."
Sebagai bentuk kepedulian terhadap utang, rancangan komunike yang dilihat oleh Reuters mengatakan 37 pemimpin dunia yang menghadiri pertemuan akan setuju untuk memproyeksikan pembiayaan yang menghormati tujuan utang global dan mendorong pertumbuhan naik.
(prm)
http://bit.ly/2Gw136e
April 25, 2019 at 10:47PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rayuan China: Proyek Belt and Road tak Bikin Utang Bengkak"
Post a Comment