Search

Mengintip Strategi Startup Kopi China Goyang Posisi Starbucks

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun ini startup Luckin Coffee akan berusia tiga tahun. Meski tergolong baru, Luckin Coffee sudah mampu membuat Starbucks cemas di pasar China.

Luckin Coffee didirikan Oktober 2017 oleh pengusaha Qian Zhiya. Dalam waktu singkat, Luckin Coffee jadi penantang dominasi Starbucks padahal merek kopi dari Amerika Serikat (AS) itu sudah dua dekade eksis di China.


Dalam berkompetisi, Luckin Coffee menggunakan pendekatan yang berlawanan dengan Starbucks. Alih-alih menyediakan gerai luas untuk nongkrong, Luckin Coffee berfokus mendirikan gerai sebagai 'dapur pengiriman' yang menyediakan dan mengantarkan kopi yang dipesan pelanggan melalui aplikasi.


Gerai Luckin Coffee tidak luas yang membuat manajemen menghemat biaya sewa, penghematan ini diteruskan kepada pelanggan dengan harga yang lebih ringan. Luckin coffee memberikan secangkir kopi gratis untuk setiap pembelian dua gelas kopi. Istilahnya 'buy 2 get 1'.

Luckin Coffee juga tidak menerima pembayaran menggunakan uang tunai. Pembayaran hanya dilakukan melalui uang elektronik.

Mengintip Strategi Startup Kopi China Goyang Posisi StarbucksLuckin Coffee (Foto: REUTERS/Jason Lee)

"Konsumen China benar-benar menuntut kenyamanan selain kualitas dan harga," kata kepala strategi Luckin Coffee, Reinout Schakel, yang pada Januari lalu meninggalkan Standard Chartered Bank untuk bergabung dengan perusahaan, seperti dikutip dari Forbes, Jumat (12/4/2019).

Kantor berita Xinhua melaporkan strategi lain yang dikembangkan Luckin Coffee adalah ekpansi gerai nan ekspansif. Pada Januari lalu, Luckin Coffee mengumumkan akan dibuka 2.500 gerai di tahun ini. Dengan tambahan ini maka Luckin Coffee akan memiliki 4,500 gerai pada akhir tahun 2019.

Hingga akhir 2020, Luckin Coffee dapat memiliki 6.000 outlet. Starbucks sukses di China setelah memiliki 3,600 gerai yang terbesar di seluruh Tiongkok.

Luckin Coffee juga lakukan strategi 'bakar duit' lewat diskon dan marketing. Luckin Coffee memperkirakan kerugian perusahaan pada 2018 setidaknya mencapai 800 juta yuan atau setara US$118 juta (Rp 1,65 triliun). Belum bisa diproyeksikan kapan perusahaan akan mencapai titik impas.

Namun, eksekutif Luckin Coffee yakin strategi mereka cukup tetap sasaran, dengan mengatakan banyak peminum kopi China terasingkan karena antrean panjang dan harga mahal yang mereka temukan di Starbucks.

"Banyak orang yang tidak suka mengantre," kata Ben Cavender, direktur China Market Research.

Tahun lalu, Luckin Coffee melakukan dua kali penggalangan dana pada Juli dan Desember dengan nilai US$ 200 juta. Pengumuman dari Luckin Coffee itu menjadikan valuasi perusahaan mencapai US$ 2,2 miliar.

Rumor yang beredar di pasar, Luckin Coffee sedang menunggu untuk melantai di bursa saham. Pada Februari lalu, Luckin Coffee meminta telah menghubungi Credit Suisse, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley terkait IPO di AS.

(roy/prm)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2IyeK70

April 12, 2019 at 07:31PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mengintip Strategi Startup Kopi China Goyang Posisi Starbucks"

Post a Comment

Powered by Blogger.