Data perdagangan Bursa Efek Indonesia, saham GOOD menjadi emiten dengan nilai beli bersih (net buy) asing terbesar pada hari ini, yakni Rp 108,12 miliar, melampaui net buy di saham-saham lain seperti PT Astra International Tbk/ASII (Rp 53,73 miliar) dan PT Barito Pacific Tbk/BRPT (Rp 32,9 miliar).
Pembelian saham emiten yang dimiliki oleh pengusaha Indonesia, Sudhamek, ini dilakukan di pasar negosiasi, mengingat tak ada transaksi di pasar reguler.
Kendati net buy asing, harga saham GOOD justru stagnan di level Rp 1.750/saham, dengan total nilai transaksi Rp 108,16 miliar dan volume perdagangan 73,83 juta saham. Saham GOOD sudah stagnan dalam sepekan terakhir dan selama April ini masih minus 3,05%.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, perseroan akan menggelar paparan publik pada Selasa mendatang 30 April 2019 di Arosa Hotel Jakarta.
Jelang beberapa pekan mendekati bulan Ramadan, ketika minat belanja masyarakat mulai tinggi, saham-saham consumer goods biasanya menjadi incaran investor, tak terkecuali bagi GOOD.
Pada November 2018, saham GOOD ketika itu juga diborong asing hingga hampir menembus Rp 1 triliun dalam 2 hari perdagangan oleh investor asing yakni pada 7 dan 8 November. Saat itu Direktur Garudafood Paulus Tedjosutikno mengatakan transaksi tersebut dilakukan oleh beberapa pemegang saham, namun enggan menyampaikan siapa pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi ini.
Pabrik kebakaran
![]() |
Lokasi pabrik berada jauh dari pemukiman warga sehingga penyebaran kebakaran ke areal lain di lokasi pabrik dapat dicegah.
"Tidak ada korban jiwa maupun korban yang terluka dalam peristiwa ini. Kami tengah mengidentifikasi estimasi nilai kerugian yang timbil dari peristiwa ini, namun perseroan telah melindungi seluruh aset melalui asuransi," Kata Paulus Tedjosutikno yang merangkap Sekretariat Perusahaan, dalam suratnya kepada BEI.
Tahun lalu, penjualan perusahaan mencapai Rp 8,05 triliun naik tahun 2017 sebesar Rp 7,48 triliun. Laba bersih juga naik menjadi Rp 404,93 miliar dari sebelumnya Rp 341,52 miliar.
Per akhir tahun lalu, saham terbesar perusahaan dimiliki oleh PT Tudung Putra Putri Jaya 22,42%, Pelican Company Limited 16,54%, dan Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto 8,28%. Sisa saham dipegang investor lain termasuk direksi dan komisaris, sementara investor publik hanya 3,47%.
GarudaFood menjadi salah satu perusahaan keluarga terbesar di Indonesia setelah dipimpin oleh Sudhamek yang kini menjabat komisaris perusahaan. Ia dipercaya memimpin perusahaan sejak 1994.
Dalam daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2017 yang dipublikasikan Forbes, Sudhamek menempati peringkat ke 38 dengan total kekayaan US$810 juta atau setara Rp 11,91 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.700/US$).
(prm)
http://bit.ly/2PusMbp
April 25, 2019 at 01:19AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Stagnan, Asing Diam-diam Beli Saham Garudafood Rp 108 M"
Post a Comment