
Pada pukul 12:38 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1241 naik tipis dibandingkan penutupan Jumat (19/4/19) di kisaran US$ 1,1238 melansir kuotasi MetaTrader 5.
Peluang bangkit euro setidaknya terlihat secara teknikal melihat penurunan tajam di hari Kamis (18/4/19) yang membawa mata uang 19 negara ini ke level terendah sepekan.
Selain itu pelaku pasar juga menanti rilis data pertumbuhan ekonomi AS pekan ini. Di awal kuartal I Negeri Paman Sam dihantam isu pelambatan ekonomi, yang membuat bank sentralnya, Federal Reserve/The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini.
Pelaku pasar tentunya akan lebih berhati-hati untuk masuk ke mata uang dolar, seandainya pertumbuhan ekonomi AS benar melambat dolar kemungkinan akan mengalami aksi jual.
Mengutip data dari Forex Factory, pertumbuhan ekonomi yang diukur dari produk domestik bruto (PDB) AS diprediksi sebesar 2,2% di kuartal I tahun ini. Pertumbuhan tersebut sama dengan kuartal IV 2018.
The Fed sendiri memproyeksikan ekonomi AS akan tumbuh 2,1% di tahun ini, lebih rendah dari proyeksi yang diberikan pada akhir 2018 lalu sebesar 2,3%.
Rilis PDB AS pada Jumat (26/4/19) nanti akan memberikan gambaran awal bagaimana kinerja ekonomi AS di tahun ini, apakah melambat atau masih kuat. Jika melambat seberapa besar pelambatan yang akan dialami.
Akibat prediksi pelambatan ekonomi AS, pelaku pasar melihat adanya peluang The Fed akan memangkas suku bunga acuannya di tahun ini. Jika Rilis PDB AS di bawah prediksi, peluang tersebut kemungkinan akan semakin membesar.
Berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group, pelaku pasar saat ini melihat probabilitas sebesar 33,7% suku bunga akan dipangkas di bulan Desember nanti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm)
http://bit.ly/2Xx2NTw
April 22, 2019 at 08:20PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Euro Masih Punya Peluang Bangkit Meski Pasar Eropa Libur"
Post a Comment