Ekrem Imamoglu, kandidat oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP), memenangkan 54% suara, kantor berita Turki Anadolu melaporkan. Sementara itu, Binali Yildirim, kandidat dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa dan didukung Erdogan, menerima sekitar 45% suara.
Pemilihan kali ini merupakan pemilihan ulang dari pemilu yang diadakan Maret lalu, yang juga dimenangkan Imamoglu dengan selisih tipis. Hasil itu dibatalkan oleh otoritas pemilu, dan pemungutan suara baru diperintahkan untuk digelar setelah AKP mengeluhkan adanya kecurangan.
Namun, di pemilu kedua ini Imamoglu menang kembali dengan lebih banyak suara.
"Di kota ini hari ini, Anda telah memperbaiki demokrasi. Terima kasih, Istanbul," kata Imamoglu kepada kerumunan pendukung yang gembira di Istanbul, Minggu. Ia juga berjanji untuk membangun demokrasi dan keadilan di ibukota Turki, dilansir dari CNBC International.
Investor telah bereaksi positif terhadap hasil pemilu dengan lira Turki menguat menjadi 5,7333 terhadap dolar pada Senin (24/6/2019), naik dari 5,8140 pada penutupan Jumat. Indeks saham BIST 100 Turki diperdagangkan lebih tinggi sekitar 2% pada hari Senin dengan bank-bank Turki mencatatkan kenaikan tertinggi pada indeks.
Hasil pemilu ini juga mendapat perhatian dari berbagai ekonom. Cailin Birch, ekonom global di Economist Intelligence Unit, mengatakan kepada CNBC International bahwa hasil ini sangat penting dalam mengubah arah kebijakan ekonomi dan politik Turki.
"Ini kursi kekuasaan yang sangat besar. Ankara adalah ibu kota tetapi Istanbul benar-benar jantung dari Turki dan tentu saja politik Turki," katanya.
Selain Birch, Timothy Ash, ahli strategi pasar negara berkembang senior di Bluebay Asset Management, mengatakan hasil pemilihan Istanbul adalah "kemenangan besar bagi demokrasi di Turki" dan "mungkin hasil terbaik untuk pasar".
Namun, ia juga menekankan bahwa hasilnya memicu dua pertanyaan terkait masa depan koalisi pemerintahan yang terdiri dari AKP dan Partai Gerakan Nasionalis (MHP) sayap kanan, yang dipimpin oleh Devlet Bahçeli.
Foto: Presiden Turki Tayyip Erdogan (REUTERS/Umit Bektas)
|
"Pertama (pertanyaannya) adalah apakah pemimpin MHP, Bahceli, akan menegaskan komitmennya pada koalisi yang berkuasa dengan AKP - saya pikir banyak orang mempertanyakan kesetiaan utamanya. Jika dia menarik dukungan dari Erdogan, maka kita bisa melihat pemilihan parlemen dan presiden dilakukan lebih awal," kata Ash.
Namun meski begitu, Erdogan tetap memberi selamat kepada Imamoglu. Erdogan adalah presiden Turki sejak 2003 hingga saat ini dan pernah memimpin negara itu sebagai perdana menteri. Erdogan juga pernah menjadi walikota Istanbul dari tahun 1994 hingga 1998.
Turki mengalami lonjakan ekonomi di masa-masa awal pemerintahan Erdogan meskipun periode pertumbuhan pesat telah lama berkurang dan Turki juga telah mengalami gejolak ekonomi dan politik dalam beberapa tahun terakhir.
Saksikan video mengenai kekalahan partai Erdogan berikut ini.
(prm)
http://bit.ly/2J3cZ0A
June 25, 2019 at 02:28PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Turki Gelar Pilkada Ulang, Partai Erdogan Kalah Lagi"
Post a Comment