Angka indeks yang digunakan untuk mengukur kekuatan dolar langsung jeblok dalam 3 hari perdagangan berturut-turut dengan total 1,45% ke level 96,22. Lebih tragis indeks dolar tersebut kini berada di level terendah sejak 20 Maret.
Pada hari ini, Senin (24/6/19) pukul 7:25 WIB indeks dolar kembali melemah ke 96,11 atau -0,11%, mengutip data dari Refinitiv.
Selain the Fed, ada Bank of Japan (BOJ) dan Bank of England (BOE) yang juga mengumumkan kebijakannya pada pekan lalu. BOJ sama dengan the Fed bersikap dovish (kalem) dan membuka peluang untuk menggelontorkan stimulus jika perekonomian Jepang memburuk.
Sementara BOE, meski belum dovish, tetap bank sentral pimpinan Mark Carney ini menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris kuartal-II tahun ini menjadi 0%.
Selain ketiga bank sentral tersebut, Reserve Bank of Australia (RBA) juga sudah memberikan indikasi akan kembali memangkas suku bunga.
Outlook kebijakan moneter bank sentral utama dunia tersebut masih akan menjadi salah satu penggerak di pekan ini. Namun, fokus utama pekan ini tertuju pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, penyebabnya tentu saja pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.
Masa depan perekonomian global bisa jadi akan dipengaruhi pertemuan pemimpin dua raksasa ekonomi dunia.
Perang dagang AS - China menjadi penyebab utama melambatnya pertumbuhan ekonomi global bahkan hingga muncul ancaman resesi di beberapa wilayah.Trump mengatakan akan ada kesepakatan dengan Xi yang dapat mengakhiri perang dagang kedua negara.
Jika hal tersebut terjadi, sentimen pelaku pasar akan pulih dan ada kemungkinan dolar AS akan kembali bangkit. Skenarionya, jika perang dagang berakhir, perekonomian AS membaik, dan the Fed tidak jadi memangkas suku bunga.Meski demikian harus dilihat juga seberapa cepat perekonomian AS akan merespon damai dagang.
Itu kondisi jika berfikir positif akan adanya damai dagang.Namun, jika berfikir negatif, perang dagang masih akan berlanjut atau bahkan bisa semakin membesar, dolar kemungkinan akan jeblok lagi.
Mata uang negara-negara lain juga belum tentu menunjukkan kinerja maksimal, dan yang pasti mata uang yen Jepang yang akan berjaya.
KTT G20 dilangsungkan di Tokyo Jepang pada 28 dan 29 Juni nanti, reaksi dari hasil pertemuan Trump - Xi baru akan terasa pada Senin depan. Namun setidaknya isu-isu yang berhembus jelang pertemuan tersebut akan menggerakkan pasar forex.TIM RISET CNBC INDONESIA (tas)http://bit.ly/2Rv6do4
June 24, 2019 at 04:08PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Trading Forex Pekan ini, KTT G20 Jadi Pusat Perhatian"
Post a Comment