Wanita yang biasa disapa Ani ini meninggal karena penyakit kanker darah yang dideritanya. Pesawat Hercules C-130 pada Sabtu tadi malam, membawa jenazah Ani Yudhoyono mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Pesawat Hercules ini berangkat dari Singapura pada pukul 20:00 Waktu Singapura sebagaimana dikutip dari Detik.com. Penyambutan jenazah dipimpin oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Pesawat Hercules yang membawa jenazah Ani Yudhoyono mendarat pukul 22.08 WIB.
Dalam pantauan fotografer CNBC Indonesia, peti jenazah Ani Yudhoyono berbalut Bendera Merah Putih diturunkan dari pesawat sekitar pukul 22.23 WIB. Peti jenazah dibawa oleh pasukan TNI. Upacara militer langsung dilakukan.
Setelah disambut upacara militer, peti jenazah dimasukkan ke dalam mobil ambulans, lalu melaju menuju Cikeas pukul 22.30 WIB. Pada Minggu hari ini (2/6/2019), jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Dalam sambutannya di depan para hadirin pelayat di Cikeas, SBY menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak dan bercerita detik-detik terakhir dari Ani Yudhoyono, istri tercinta yang dia nikahi pada 30 Juli 1976 atau 43 tahun lamanya setelah pertemuan pertama tahun 1973.
Berikut sambutan lengkap dari SBY, sebagaimana dikutip dari live streaming Beritasatu:
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Innalillahi wainna ilaihirojiun.
Yang saya muliakan Bapak Presiden berserta Ibu Iriana [Jokow Widodo], Bapak Habibie, Ibu Jusuf Kalla, Ibu Ageng [Sunarti Sri Hadiyah, ibunda mendiang Ani], terima kasih.
Keluarga besar, bapak-bapak, ibu-ibu, para sahabat yang insaAllah selalu dimuliakan Allah SWT.
Hari ini, adalah hari duka bagi keluarga kami, 1 Juni 2019. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tinggi kepada Bapak Presiden dan Ibu dan para hadirin sekalian yang berkenan hadir di tempat ini, di rumah kami ini, untuk berbagi rasa duka dengan saya dan keluarga, atas kembalinya kehadirat Allah SWT, istri tersayang, Ani Yudhoyono, atau Kristiani Herawati binti Sarwo Edhie Wibowo.,
Almarhumah dengan tenang tadi [Sabtu 1 Juni] dipanggil oleh Allah SWT jam 11.50 waktu Singapura. Banyak yang bertanya kepada saya, "Pak SBY, kan kemarin ada tayangan di media sosial bahwa Ibu Ani sudah kelihatan makin baik perkembangannya. Benar, bahwa sekitar 3 minggu sebelum ada krisis ini [kondisi kritis Ani], bapak-ibu, sekalian, Pak Presiden, Pak Habibie, Pak JK, yang juga hadir.
Perkembangannya positif, positif bahkan kami pun punya harapan insyaAllah bisa disembuhkan, dan memang dokter mengatakan bahwa sel-sel kanker yang ada dalam tubuh Ibu Ani menurun secara tajam. Itulah yang membuat kami bersyukur dan berharap agar penyakit kanker darah Ibu Ani bisa disembuhkan.
Namun Allah menetapkan lain, 3 hari yang lalu, ada sejumlah krisis tiba-tiba ada ledakan dari sel-sel kanker yang tadinya sudah dilumpuhkan itu, meningkat dengan sangat tajam, sehingga para tim dokter kewalahan dan masuk ICU, dengan perlakuan khusus.
Itulah saya menyaksikan sendiri, sejak kemarin [Jumat], hari ini [Sabtu], bersama ananda Agus Harimurti Yudhoyono dan Annisa Pohan dan Edhie Baskoro Yudhoyono dan Aliya Rajasa, saya 2 hari 2 malam ada di tempat istri tercinta, yang sedang berjuang untuk melawan kanker yang ganas, yang menyerang tubuhnya.
Kemarin, saya diberitahu beberapa perawat di Singapura itu, NUH, mengatakan itu Madam Ani is strong woman, dia mestinya sudah kembali ke Yang Maha Kuasa karena kerasnya hantaman itu, diserang di berbagai organ tubuh, tapi masih bertahan.
Memang Bapak Ibu saya laporkan, Ibu Ani masih bisa bertahan 1 hari, saya tahu yang 46 tahun bersama-sama istri tercinta ini. dia sedang berjuang untuk membuktikan bahwa bisa menang melawan kanker darahnya itu.
Memang betul, mestinya dari indikator sudah drop, tapi masih berjuang habis, sampai 1 jam sebelum dipanggil oleh Allah, tadi lagi, kami sampaikan, Ibu Ani yang sudah fighting dengan kata-kata yang indah dan mestinya ditidurkan, di-sleep karena kalau tidak, dia tidak bisa dimasukkan instrumen untuk saving life, sehingga dibikin sleep, bius total sehingga tidak mudah berkomunikasi.
Tapi subhanallah, tadi saya dengan ananda AHY dan Ibas, dan sekeluarga, kami berkomunikasi, mestinya dia tidak bisa mendengar, tapi saya melihat di pelopak matanya ada titik-titik ada air mata, karena mungkin orang-orang yang disayangi itu masuk dalam hati dan pikiran, memang dia berusaha dan tidak mampu saya usap air matanya. Air mata saya pun jatuh di keningnya, saya bersihkan, saya saya bisikkan, "Memo, kami semua ada di sini, air mata yang jatuh ini adalah air mata cinta, air mata kasih dan air mata sayang menyatu dengan air mata Memo, semoga ini dimohon Allah.
[Ketika itu kian deras terdengar suara tangis hadiri, termasuk AHY dan Ibas di samping SBY]
Dan saya sampaikan serta melihat perjuangannya, saya sampaikan, anak-anak saya akan berdoa, tolong diaminkan, mereka mengaminkan.
Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan Yang Mha Kuasa, Tuhan Yang Maha Mengabulkan, aku bermohon kepada-Mu ya Allah, panjangkan usia istri tercinta kalau itu membawa kebaikan, tetapi kami ikhlas untuk istri tercinta kembali kehadirat-Mu kalau itu juga membawa kebaikan. Diaminkan oleh semua.
Saya melihat, sepertinya wajah Ibu Ani, saya bisa melihat dalam 46 tahun, kami bersama-sama, Ibu Ani bahagia, rileks, dalam keadaan sepetti itu, dan memang beberapa saat kemudian, Ibu Ani tenang, sangat tenang, semua menyaksikan, Ibu Ani kembali ke hadirat Sang Pencipta, Memo....selamat jalan, semoga hidup tenang di sis Allah.
[AHY dan Ibas, kembali tak mampu menahan air mata]
Itu momen dari kami semua, di situ jarum jam menunjukkan jam 11.50, itulah Bapak Presiden, Pak Habibie, Ibu Ageng, ibu harus bangga putrinya kembali insyaAllah khusnul khotimah. Dia orang tough [tangguh], yang tidak mau menyerah, dia bilang sama saya, saya pasrah tapi tidak menyerah, sampai pada batas yang dia bisa capai.
Jadi Ibu mesti bersyukur berbahagia memiliki putri seperti itu, itu saja yang dapat saya laporkan malam hari ini, saya terlalu emosional, karena saya sudah ikhlas pada Allah SWT, sudah memanggil, meski sebagai manusia, saya harus jujur, saya sulit menerima keadaan ini.
Oleh karena itu saya sedang menata hati saya, bersama keluarga saya mohon doa semoga almarhumah hidup tenang di sisi Allah SWT, saya juga mohon kami diberikan ketabahan agar bisa menerima ujian dan cobaan Tuhan.
Demikian, terima kasih.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Simak perjalanan hidup Ani Yudhoyono.
[Gambas:Video CNBC]
(tas)
http://bit.ly/2IiGgDQ
June 02, 2019 at 03:32PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini Kisah Saat Air Mata SBY Jatuh di Kening Ani Yudhoyono"
Post a Comment