Anjloknya harga emas hitam ini diakibatkan oleh data terbaru ekonomi China yang lesu yang membuat kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan permintaan minyak dunia mengemuka.
Harga minyak mentah Brent terjun bebas 1,73% ke US$60,94 per barel sementara West Texas Intermediate (WTI) kehilangan 1,1% menjadi US$51,93 per barel saat penutupan perdagangan Senin, dilansir dari Reuters.
Harga acuan minyak tersebut telah rontok sekitar 20% dari posisi harga tertinggi 2019 yang dicapai April lalu. Penurunan tajam ini sebagian disebabkan oleh perang dagang antara AS dan China serta data-data ekonomi yang mengecewakan.
Pertumbuhan produksi industri China secara mengejutkan melambat ke level terendah dalam 17 tahun terakhir, menurut data Biro Statistik Nasional negara itu Jumat pekan lalu. Output industri China tumbuh 5% di Mei dibandingkan setahun sebelumnya dan jauh di bawah perkiraan analis sebesar 5,5% dan capaian 5,4% di April.
"Semua lembaga penting melaporkan bahwa permintaan (minyak) akan lebih lemah," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago, dilansir dari Reuters.
"Hal itu menjadi sentimen negatif di pasar. Reli yang seharusnya terjadi, tidak terjadi," lanjutnya.
![]() |
Kecemasan terkait meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusul serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman masih terasa. AS menyebut Iran berada di belakang serangan itu namun Teheran membantahnya.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih pada Senin mengatakan negara-negara perlu bekerja sama untuk menjaga jalur pengiriman minyak tetap terbuka demi memastikan tersedianya pasokan dengan stabil. (prm)
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190618073119-17-78913/timur-tengah-panas-tapi-harga-minyak-anjlok-1-lebih-kenapa/
June 18, 2019 at 02:35PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Timur Tengah Panas tapi Harga Minyak Anjlok 1% Lebih, Kenapa?"
Post a Comment