Search

Musim Merger-Akuisisi Perbankan RI, Ternyata di Februari 2019

Jakarta, CNBC Indonesia - Februari 2019 menjadi bulan ketika konsolidasi perbankan Tanah Air ramai diperbincangkan, mulai dari PT Bank Permata Tbk. (BNLI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) hingga PT Bank BTPN Tbk. (BTPN).

Dari sekian banyak peristiwa di market yang terjadi sepanjang tahun ini, CNBC Indonesia merangkum kembali berita-berita terpopuler selama 2019, dimulai dari peristiwa market yang terjadi di pasar sepanjang Februari 2019.


1. Terungkap! Ini Bank yang akan Diakuisisi oleh BCA
Tabir misteri bank yang akan diakuisisi oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) perlahan mulai terbuka. Kali ini, nama Bank Royal Indonesia yang disebut-sebut sebagai jadi target akuisisi BCA.


Namun manajemen BCA masih enggan buka suara terkait hal tersebut. "Sementara manajemen sepakat belum sampaikan ke pers," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (20/02/2017).

Pernyataan tersebut disampaikan merespons pemberitaan Harian Kontan yang menyebutkan BCA akan mengakuisisi Bank Royal Indonesia. Dalam berita tersebut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Heru Kristiyana, yang menyebutkan nama Bank Royal Indonesia sebagai bank yang akan diakuisisi.

2. FREN & XL Merger? Rabu ini Smartfren Gelar Public Expose
Kabar konsolidasi PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT XL Axiata Tak (EXCL) tampaknya dimainkan investor pasar modal sehingga harga saham dua emiten telekomunikasi ini tiba-tiba kompak menguat pada saat penutupan perdagangan, Senin, (18/2/2019).

Kabar ini mulai diperkuat dengan informasi bahwa manajemen Smartfren akan mengagendakan Public Expose (PE) Insidentil pada Rabu 20 Februari mendatang di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). PE Insidentil tersebut berkaitan dengan suspensi atau penghentikan perdagangan saham FREN dan Waran Seri 2 FREN yang dilakukan BEI pada 15 Februari 2019.

Suspensi atas saham dan waran FREN sudah resmi dibuka pada perdagangan Senin 18 Februari ini.

3. Akan Cerai dengan Rajawali, Felda Minta Rp 6,9 T Dikembalikan
Pergantian pucuk kekuasaan di Malaysia dari Najib Razak ke Mahathir Mohamad menyisakan sejumlah persoalan terkait sengkarut bisnis dan politik yang dilakukan rezim lama.

Akuisisi 37% saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT), perusahaan milik Rajawali Grup (yang dimiliki Peter Sondakh), oleh Federal Land Development Authority (Felda), perusahaan induk perkebunan milik Malaysia, kembali dipersoalkan.

Felda berencana untuk mengakhiri kemitraan Rajawali Group. Selain itu pemerintah Malaysia juga menuntut pengembalian lebih dari US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,99 triliun dana yang digunakan untuk mengakuisisi saham BWPT, seperti yang diberitakan Straits Times, hari ini.

4. Ini Konglomerasi Calon Pembeli Bank Permata
Manajemen Standard Chartered (Stanchart) menyatakan secara resmi siap menjual 45% kepemilikan saham di PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan berpotensi mengantongi nilai mencapai hampir US$1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun (asumsi Rp 14.000/dolar AS).

Lantas siapa saja raksasa keuangan yang siap menyerap 45% saham milik Stanchart di Bank Permata?

5. Merger Rampung, BNI & BCA Jadi Pemegang Saham Bank BTPN
Proses merger PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) dengan PT Bank Tabungan Pensiunan Negara rampung. Bank baru ini bernama PT Bank BTPN Tbk (BTPN).

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 5 Februari 2019, sejak tanggal 1 Februari 2019 terjadi perubahan komposisi pemegang saham PT Bank BTPN Tbk. Kini 97,34% saham BTPN dimiliki Sumitomo Mitsui Banking Corporation, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 0,15%, PT Bank Cental Asia Tbk (BBCA) 1,02% dan Publik 1,49%.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2ZFLT7k

January 01, 2020 at 04:25PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Musim Merger-Akuisisi Perbankan RI, Ternyata di Februari 2019"

Post a Comment

Powered by Blogger.