Tahun Lalu Minus 2,54%, Bagaimana IHSG di Hari Terakhir Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari terakhir di 2019 ini diperkirakan akan mengalami penguatan pada Senin ini (30/12/2019), meski penguatan yang terjadi masih terbatas.

Efek window dressing atau mempercantik portofolio di akhir tahun diperkirakan masih akan menjadi katalis utama penguatan indeks hari ini.

Tahun lalu, IHSG minus 2,54%, sementara tahun 2017 dan 2016 yang mampu memberikan return 19,99% dan 15,32%. Dengan demikian, tahun 2017, masih menjadi rekor kinerja terbaik dalam 3 tahun terakhir. Hingga Jumat lalu (27/12), IHSG sepanjang tahun ini menguat 2,18%.

MNC Sekuritas menyebutkan pada perdagangan akhir tahun ini IHSG akan ditutup menguat dengan faktor utama adanya window dressing. Selain itu, menguatnya harga komoditas batu bara, CPO (minyak sawit mentah), emas dan minyak dunia juga membantu penguatan indeks saham dalam negeri.

Katalis tambahan lain untuk penguatan IHSG yakni adanya penguatan rupiah dan naiknya bursa Asia Senin pagi ini.

Sejalan dengan itu, Artha Sekuritas mengatakan dari segi teknikal IHSG diprediksi menguat, meskipun penguatan indeks diproyeksikan terbatas disebabkan oleh kenaikan IHSG yang sudah cukup tinggi di Desember ini.

Dengan sentimen investor yang masih akan berburu saham untuk mempercantik portofolionya ini, indeks berpotensi menguji resisten (batas atas) baru di level 6.440.

Menurut Artha Sekuritas pergerakan IHSG terus melonjak mendekati level resistance 6.350 dan upper bollinger bands di level 6.370.

Indikator stochastic dan RSI bergerak telah cukup tinggi berada pada area jenuh beli sehingga menandakan pergerakan akan lebih terbatas sebelum adanya koreksi jangka pendek.

Dengan demikian IHSG diperkirakan masih akan bergerak terkonsolidasi di akhir perdagangan tahun 2019 dengan pengujian target resistance 6.350 pada support (batas bawah) di 6.300 dan resisten di 6.350.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)