Search

Studi: Nonton Youtube Bikin Jauh dari Radikalisasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada fakta menarik mengenai YouTube kini, yaitu platform tersebut sebenarnya memerangi radikalisasi politik. Hal ini berdasarkan hasil penelitian dua orang yang meneliti jutaan rekomendasi video di YouTube selama setahun.

Para peneliti mengatakan bahwa hingga akhir 2019, algoritma rekomendasi YouTube tampaknya dirancang untuk menguntungkan media dan konten berita kabel di atas video YouTuber independen. Studi tersebut juga mengatakan bahwa algoritma YouTube lebih menyukai saluran yang condong ke kiri dan netral secara politik.

Ilmuwan data independen, Mark Ledwich dan peneliti pascadoktoral UC Berkeley, Anna Zaitsev yang melakukan penelitian ini menyimpulkan bahwa walaupun ada konten radikal ada di YouTube, algoritma rekomendasi tidak mengarahkan pengguna ke video tersebut.

"Jelas ada banyak konten di YouTube yang bisa dilihat orang sebagai radikalisasi. Namun, tanggung jawab konten itu adalah dengan pembuat konten dan konsumen sendiri," kata mereka dalam penelitian tersebut, "Mengalihkan tanggung jawab untuk radikalisasi dari pengguna dan pembuat konten ke YouTube tidak didukung oleh data kami."

Studi ini muncul setelah muncul serangkaian artikel New York Times yang terbit awal tahun 2019 tentang radikalisasi di YouTube milik Google. Dalam salah satu artikel, Caleb Cain (26) menceritakan bagaimana ia jatuh ke dalam apa yang ia sebut sebagai "lubang kelinci alt-right" tahun yang lalu.

[Gambas:Video CNBC]

Sejak pengalaman Cain, YouTube telah mengubah cara merekomendasikan konten. Selain itu, YouTube, seperti semua platform media sosial, telah bergulat dengan masalah moderasi konten dalam beberapa tahun terakhir.

"Akan selalu ada konten di YouTube yang melanggar kebijakan kami, tetapi tidak cukup melanggar batas. Jadi selama beberapa tahun terakhir, kami telah berupaya meningkatkan suara otoritatif di YouTube dan mengurangi penyebaran konten garis batas dan informasi yang berbahaya," tulis YouTube dalam posting blog awal bulan ini, yang dikutip dari CNBC Internasional.

Ledwich juga sempat menerbitkan esai pada Medium untuk menjelaskan hasil penelitiannya dan mengkritik liputan berita tentang algoritma rekomendasi YouTube.

"Berlawanan dengan narasi yang dipromosikan oleh New York Times, data menunjukkan bahwa algoritma rekomendasi YouTube secara aktif mencegah pemirsa dari mengunjungi konten yang dapat dikategorikan sebagai radikalisasi atau dipertanyakan," katanya dalam posting tersebut.

(gus)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2rFLOUQ

December 29, 2019 at 06:29PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Studi: Nonton Youtube Bikin Jauh dari Radikalisasi"

Post a Comment

Powered by Blogger.