Jakarta, CNBC Indonesia - Mei 2019 menjadi salah satu bulan bersejarah untuk Indonesia di tahun ini. Pemilu yang dilangsungkan bulan sebelumnya sudah menempuh tahap akhir dengan diumumkannya pemimpin baru untuk periode 5 tahun ke depan.
Selain itu, di bulan yang sama Indonesia juga mendapatkan predikat utang yang baru dari lembaga pemeringkat internasional, S&P.
Dari sekian banyak peristiwa di market yang terjadi sepanjang tahun ini, CNBC Indonesia merangkum kembali berita-berita terpopuler selama 2019, dimulai dari peristiwa market yang terjadi di pasar sepanjang Mei 2019.
1. Rugi, Garuda Tutup Beberapa Rute Dalam Negeri & Luar Negeri
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membeberkan kondisi industri penerbangannya saat ini. Di hadapan anggota Komisi VI DPR RI, Selasa (21/5/2019), Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Ashkara menjelaskan biaya penerbangan sudah amat mahal.
Kebijakan pemerintah yang meminta maskapai menurunkan tarif batas atas (TBA) harga tiket pesawat sebesar 15% memperparah derita. Akibatnya, Garuda Indonesia memutuskan menutup sejumlah rute penerbangan ke area terpencil juga penerbangan ke beberapa negara.
2. Jokowi 2 Periode, Asing Kok Tinggalkan Pasar Saham Indonesia?
Ada suatu anomali di pasar saham Indonesia pada hari ini. Di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melejit 0,94% (per akhir sesi 1), investor asing justru membukukan jual bersih senilai Rp 414,1 miliar.
Anomali seperti ini tak hari ini saja terjadi. Pada perdagangan 20 Mei 2019, IHSG melesat hingga 1,38% namun di saat yang bersamaan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 642,9 miliar.
Investor asing belum juga selesai melakukan aksi jual di pasar saham tanah air. Padahal jika mundur sedikit ke pekan lalu, nilai jual bersih investor asing dalam sepekan kemarin sudah mencapai Rp 3,04 triliun.
3. Mantap! S&P Naikkan Rating Utang Indonesia Jadi BBB
Lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia di atas level layak investasi (Investment Grade) pada Jumat (31/5/2019).
"S&P menaikkan peringkat pemerintah Indonesia ke BBB dengan alasan prospek pertumbuhan yang kuat dan kebijakan fiskal yang prudent," tulis S&P dalam keterangannya.
Pada 31 Mei 2018 lalu, S&P sempat mengafirmasi peringkat Indonesia tetap pada level layak investasi (Investment Grade) di BBB-.
4. WhatsApp & Medsos Dibatasi, Investor Saham Mulai Terganggu
Investor di pasar saham mulai resah dengan kebijakan pemerintah membatasi penggunaan aplikasi pesan singkat WhatsApp (WA) dan media sosial (medsos). Pembatasan tersebut membuat aktivitas bertukar informasi para investor menjadi terganggu.
Rita Effendy salah seorang investor merasa terganggu dengan kebijakan pembatasan penggunaan WA dan medsos. Banyak informasi yang tidak bisa diakses yang biasanya digunakan sebagai referensi sebelum bertransaksi saham.
5. Sah! Dirut Telkomsel Jadi Dirut Telkom
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) pada Jumat hari ini (24/5/2019) akhirnya mensahkan keputusan pergantian direksi perusahaan sebagaimana didegungkan sebelumnya.
RUPST emiten telekomunikasi BUMN ini menyetujui pengangkatan Ririek Adriansyah, Presiden Direktur PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), anak usaha Telkom, menggantikan posisi Alex J Sinaga yang berakhir masa jabatannya.
(tas/tas)https://ift.tt/2ZLRXvd
January 01, 2020 at 06:04PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenang Lagi Jokowi Effect Jilid 2 dan Rating RI dari SdanP"
Post a Comment