Search

Ada Apa di 15 Desember, kok Investor SUN Diminta Wait dan See?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar surat utang negara (SUN) diprediksi kembali akan flat pada perdagangan hari ini, Rabu (11/12/2019) karena belum jelasnya prospek damai dagang Amerika Serikat (AS)-China mendekati tenggat waktu 15 Desember mendatang.

Tenggat waktu itu adalah rencana penaikan tarif impor tambahan AS terhadap barang China. Padahal, pekan lalu, pemberitaan di media masa menyebutkan bahwa kedua negara sudah berunding kembali dan sudah mendekati kata sepakat terkait tarif impor yang diperdebatkan Washington-Beijing selama sebulan terakhir.

Di sisi lain, China justru terkesan masih menggantungkan harapan ketika posisi AS di atas angin dalam negosiasi kedua negara, setelah sebelumnya sempat membalas ancaman yang ditebar oleh Presiden AS Donald Trump.


Kali ini, AS masih memanfaatkan kondisi dan semakin menunjukkan superioritas posisinya menjelang tenggat waktu 15 Desember tersebut.

Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini (11/12/19) menilai sentimen perang dagang masih akan membuat harga obligasi rupiah pemerintah akan flat lagi, dan dapat mengubah tren yang sebelumnya sudah diprediksi naik.

"... sehingga sejauh ini kami melihat bahwa inkonsistensi [pergerakan harga] ini bisa mulai mempengaruhi tren pasar obligasi secara jangka menengah. Karena seperti yang sudah disampaikan beberapa waktu lalu, pasar obligasi jangka pendek, tampaknya sudah memiliki tren
kecenderungan untuk mengalami kenaikan imbal hasil [yang berarti koreksi harga di pasar]," ujar Nico dan tim.

Pergerakan harga dan tingkat imbal hasil (yield) SUN saling bertolak belakang di pasar, dan yield lebih digunakan di pasar karena mencerminkan harga, kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.066,27 triliun SBN, atau 38,53% dari total beredar Rp 2.767 triliun berdasarkan data per 9 Desember.

Angka kepemilikannya masih positif Rp 173,02 triliun dibanding posisi akhir Desember 2018 Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir bulan, investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 1,53 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2P9n4Nt

December 11, 2019 at 03:19PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ada Apa di 15 Desember, kok Investor SUN Diminta Wait dan See?"

Post a Comment

Powered by Blogger.