Pada Senin kemarin pukul 08:20 WIB, harga emas di pasar spot tercatat US$ 1.509,116/troy ons, naik 0,32% dibandingkan dengan penutupan pasar akhir pekan lalu lalu.
Naiknya harga logam mulia ini sedikit banyak ditengarai karena kekhawatiran bahwa ekonomi global akan semakin terpuruk. Investor masih ketar-ketir menunggu kelanjutan babak negosiasi dagang Amerika Serikat (AS)-China di Washington pekan ini.
Seperti diberitakan Bloomberg dan dikutip Reuters, pejabat China ragu untuk mengikuti kemauan AS. Kepala tim negosiator China, Wakil Perdana Menteri (PM) Liu He, mengatakan bahwa tawaran yang diajukan ke AS tidak termasuk reformasi kebijakan industri dan subsidi. Padahal keduanya termasuk dalam tuntutan utama Presiden AS Donald Trump terhadap China.
![]() |
Selain itu, melesatnya kembali harga logam mulia juga tidak terlepas dari sentimen buruknya rilis data ekonomi AS pekan lalu. Institute for Supply Management (ISM) merilis angka PMI manufaktur AS yang terkontraksi pada bulan September menjadi 47,8 dari sebelumnya 49,1 pada Agustus. Skor ini merupakan skor terendah dalam sepuluh tahun terakhir.
Sektor lain yang juga mengalami perlambatan adalah sektor jasa. Sektor jasa merupakan sektor yang menopang lebih dari dua pertiga ekonomi Negeri Paman Sam.
Angka pembacaan PMI Jasa AS pada bulan September berada di 52,6. Memang masih menunjukkan aktivitas ekspansi karena masih di atas 50. Namun angka tersebut merupakan skor terendah sejak Agustus 2016.
LANJUT HALAMAN 2: Harga emas Antam stagnan (tas/tas)
https://ift.tt/35eHeeZ
October 08, 2019 at 02:35PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka"
Post a Comment