Pada Senin (28/10/2019) pukul 08:20 WIB, harga emas berada di US$ 1.504,93/troy ons. Naik tipis 0,03% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Kembali menguatnya harga emas ke level psikologis terjadi sejak Kamis pekan lalu seiring kian dekatnya pertemuan komite pengambil kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed pada 30 Oktober waktu setempat. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75% mencapai 94,1%.
Rilis data ekonomi AS yang mengecewakan membuat pelaku pasar melihat peluang penurunan suku bunga acuan sangat bersar. Kementerian Perdagangan AS melaporkan, pesanan barang tahan lama (durable goods) pada September turun 1,1% secara month-on-month (MoM). Sementara, pesanan barang tahan lama inti (tak memasukkan sektor transportasi) turun 0,3% MoM.
Penurunan suku bunga acuan tidak menguntungkan bagi mata uang dolar AS. Kala Federal Funds Rate turun, maka imbalan berinvestasi di aset-aset berbasis greenback akan ikut terpangkas. Akibatnya mata uang Negeri Adidaya menjadi kurang dilirik investor sehingga nilainya kemungkinan melemah.
Namun pergerakan harga emas berbanding terbalik dengan dolar AS. Sebab, emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS melemah, maka emas menjadi lebih murah bagi investor yang memiliki mata uang lain. Permintaan emas pun berpotensi naik sehingga harga terkerek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/aji)
https://ift.tt/2MTNemy
October 28, 2019 at 03:50PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menunggu Rapat The Fed, Harga Emas Cuma Bisa Naik Tipis"
Post a Comment