Perbaikan harga komoditas terutama bersumber dari harga nikel dan karet yang tumbuh positif dan Crude Palm Oil (CPO) yang mulai membaik.
Dalam publikasi Tinjauan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) di Desember 2019, disebutkan juga pelarangan ekspor nikel dari Indonesia per 1 Januari 2020 menyebabkan defisit nikel semakin melebar sehingga harga nikel masih tertahan di level yang tinggi.
Gangguan produksi karet yang menyebabkan penurunan pasokan sehingga harga karet masih cukup tinggi. Produksi CPO yang menurun akibat kekeringan pada sentra produksi kelapa sawit menyebabkan harga CPO mulai membaik. Selain itu, perbaikan harga CPO didukung oleh peningkatan permintaan CPO dari India dan China.
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
|
"Hal tersebut didorong oleh Memorandum of Understanding (MoU) India-Malaysia serta faktor 50 musiman pembelian CPO untuk keperluan menjelang 45 Lunar New Year," tulis BI yang dikutip Rabu (25/12/2019).
Selama 2019 hingga 11 Desember, tercatat indeks harga komoditas ekspor Indonesia masih negatif 3,7. Ini merupakan pelemahan terdalam.
Di 21018 lalu, indeks harga komoditas RI minus 2,8. Sedangkan 2017, indeks harga komoditas RI melambung ke 21,7.
Berikut Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia :
Foto: Dok BI
|
(dru)
https://ift.tt/35T2FSQ
December 25, 2019 at 02:30PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Duh Sedih Banget! Harga Aluminium Hingga Batu Bara RI Boncos"
Post a Comment